Moderna Klaim Efektivitas Vaksin dalam Melawan Varian Delta

Dua dosis vaksin Moderna hasilkan antibodi penawar terhadap strain Delta, Beta, Eta.

EPA-EFE/MICHAEL SOHN
Vaksin Covid-19 Moderna tampak menghasilkan antibodi penawar terhadap strain Delta, Beta, dan Eta.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON —  Moderna mengatakan, vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang dikembangkannya cukup efektif dalam melawan varian Delta atau B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian di laboratorium yang diumumkan pada Rabu (30/6).

Dalam sebuah pernyataan, vaksin Covid-19 dari Moderna, yang berbasis mRNA dapat menghasilkan antibodi penawar terhadap strain Delta, Beta, dan Eta, setelah diberikan dalam dua dosis. Namun, para peneliti mencatat bahwa vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) itu tidak bekerja dengan baik ketika diuji terhadap versi varian Beta Afrika Selatan.

Hasil tes laboratorium didasarkan pada serum darah dari delapan orang, satu pekan setelah mereka menerima dosis kedua vaksin Moderna. Meskipun data perusahaan terbukti menjanjikan, telah dicatat bahwa hasilnya mungkin tidak mencerminkan kinerja vaksin dalam dunia nyata.

"Ketika kita berusaha untuk mengalahkan pandemi, sangat penting bagi kita untuk proaktif ketika virus berkembang. Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Moderna Covid-19 harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi,” ujar Stéphane Bancel, CEO Moderna, dalam sebuah pernyataan melalui rilis, seperti dilansir Sputnik, Rabu (30/6).

Baca Juga

Bancel mengatakan, temuan tersebut menyoroti pentingnya melanjutkan vaksinasi dengan vaksin seri primer yang efektif. Pengumuman Moderna datang di hari yang sama saat vaksin dari perusahaan itu mendapatkan otorisasi penggunaan darurat di India.

Sejauh ini, varian Delta dikonfirmasi ada di setidaknya 92 negara. Ini diperkirakan dapat menjadi strain Covid-19 yang paling dominan, karena kasus dari varian ini terus melonjak, bahkan dapat berlipat ganda jumlahnya hanya dalam dua pekan.

Di AS, Delta menyumbang 20 persen dari total kasus Covid-19. Sebelumnya, sejumlah studi menunjukkan bahwa varian ini mampu menghindari respons imun tubuh dan vaksin yang tersedia sejauh ini dinilai belum efektif melawan virus.

 
Berita Terpopuler