DIY Laporkan 32 Kematian Covid-19, Tertinggi Selama Pandemi

Selain kematian, tambahan kasus baru Covid-19 di DIY juga catat rekor baru

Wihdan Hidayat / Republika
Kerabat keluarga memotret papan nisan usai pemakaman dengan protokol Covid-19 di Makam Ngeseng, Yogyakarta, Senin (21/6). Selama empat hari terakhir Provinsi DIY mencatatkan rekor kasus Covid-19. Rekor kasus pada Ahad (20/6) lalu, mencapai 665 kasus. Sehingga dengan total kasus 52.641 orang dan kasus kematian mencapai 1.367 orang.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DIY melaporkan tambahan 32 kasus kematian Covid-19, Senin (28/6). Jumlah kematian ini merupakan tertinggi yang pernah dilaporkan di DIY selama pandemi Covid-19.

Kabupaten Sleman mendominasi tambahan kematian yakni 19 kasus.  Lima kasus meninggal dilaporkan di Kabupaten Gunungkidul, lima kasus di Kabupaten Bantul, dua kasus di Kota Yogyakarta dan satu kasus di Kulon Progo.

Secara kumulatif, total kematian sudah mencapai 1.511 kasus. Persentase kematian saat ini di DIY ada di angka 2,57 persen.

"Tambahan 32 kasus meninggal dunia di DIY merupakan hasil verifikasi data dinas kesehatan masing-masing kabupaten/kota," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Senin (28/6).

Tidak hanya itu, tambahan kasus positif Covid-19 juga mencatatkan rekor baru pada 28 Juni ini dengan jumlah 859 kasus baru. Ratusan kasus baru ini merupakan hasil pemeriksaan terhadap 2.586 spesimen dari 2.584 orang.

Bantul mendominasi tambahan kasus positif yakni 383 kasus baru. Disusul Sleman dengan tambahan 288 kasus baru, Kota Yogyakarta menyumbang 122 kasus baru, Kulon Progo menyumbang 43 kasus baru dan Gunungkidul menyumbang 23 kasus baru.

"Total kasus positif di DIY hingga saat ini sudah tercatat 58.717 kasus," ujarnya. Sebagian besar kasus baru tersebut merupakan riwayat pelacakan (tracing) kontak erat. Setidaknya, 619 kasus baru merupakan riwayat tracing.

Sedangkan, 215 kasus baru diketahui dari riwayat periksa mandiri, empat kasus baru dari riwayat skrining karyawan kesehatan dan tiga kasus baru memiliki riwayat perjalanan luar daerah. Namun, riwayat 18 kasus baru lainnya masih dalam penelusuran.

"Adanya lonjakan kasus di DIY menyebabkan kasus aktif juga terus meningkat yang saat ini tercatat naik menjadi 9.414 kasus," jelas Ditya.

 

Kesembuhan Covid-19 di DIY juga masih terus meningkat, namun peningkatannya tidak signifikan jika dibandingkan dengan tambahan kasus baru positif. Pada 28 Juni ini dilaporkan tambahan 330 kasus sembuh dengan total menjadi 47.792 kasus.

Walaupun kesembuhan terus bertambah, persentase kesembuhan sendiri terus menunjukkan penurunan tiap harinya. Saat ini, persentase kesembuhan turun di angka 81,39 persen.

330 kasus sembuh itu juga disumbang oleh lima kabupaten/kota, tertinggi dilaporkan di Sleman sejumlah 164 kasus sembuh. Di Bantul dilaporkan tambahan 87 kasus sembuh, di Kota Yogyakarta dilaporkan 33 kasus sembuh, di Gunungkidul dilaporkan 28 kasus sembuh dan di Kulon Progo dilaporkan 18 kasus sembuh.

Terkait keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di DIY, juga terus mengalami peningkatan tajam. Saat ini BOR sudah sangat kritis yakni mencapai 91 persen.

Bed yang disediakan di 27 rumah sakit rujukan sendiri mencapai 1.285 bed dengan rincian 140 bed critical (ICU) dan 1.145 bed non critical (isolasi). Sehingga, saat ini bed yang terpakai untuk penanganan Covid-19 yaitu 1.170."1.170 bed yang terpakai terdiri dari 97 bed critical dan 1.073 bed non critical," kata Ditya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DIY, Yuli Kusumastuti mengatakan, penambahan kapasitas rumah sakit terus dilakukan untuk penanganan Covid-19. Namun, ia menegaskan, penambahan kapasitas ini tidak akan pernah cukup jika tidak ada pengendalian penyebaran Covid-19 di hulu.

 

Artinya, pengendalian penyebaran Covid-19 harus dilakukan oleh masyarakat yakni dengan penguatan protokol kesehatan. "Yang perlu dipahami bahwa sebetulnya berapa pun rumah sakit kita sediakan, kalau di hulu tidak dikendalikan pasti tidak akan mampu karena ada keterbatasan. Protokol kesehatan harus kita kuatkan," kata Yuli. 

 
Berita Terpopuler