Menkes Inggris Mundur Usai Langgar Aturan Pembatasan Covid

Matt Hancock kedapatan memeluk seorang ajudan di kantornya.

AP/Alastair Grant/AP Pool
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.
Rep: Dwina Agustin Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengajukan diri untuk berhenti dari tugasnya pada Sabtu (26/6). Keputusan itu setelah dia kedapatan melanggar aturan Covid-19 dengan mencium dan memeluk seorang ajudan di kantornya. 

Baca Juga

Hancock menulis surat kepada Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengundurkan diri. Dalam suratnya itu mengatakan telah mengecewakan orang.

"Kami yang membuat aturan ini harus mematuhinya dan itulah mengapa saya harus mengundurkan diri," kata pria berusia 42 tahun itu dalam sebuah video di Twitter.

Sosok Hancock telah menjadi pusat perjuangan pemerintah melawan pandemi. Dia secara rutin muncul di televisi untuk memberi tahu orang-orang agar mengikuti aturan ketat dan untuk membela departemennya dari kritik atas tanggapannya terhadap krisis.

Hancock akan digantikan oleh Sajid Javid, mantan menteri keuangan dengan pengalaman pemerintahan yang luas tetapi baru di bidang kesehatan. Javid dipaksa keluar dari Departemen Keuangan pada awal 2020 ketika kalah dalam perebutan kekuasaan dengan sekutu paling senior Johnson saat itu, Dominic Cummings.

Sajid akan ditugaskan untuk membantu layanan kesehatan yang dikelola negara pulih dari pandemi. Dia pun bertugas untuk menangani gelombang infeksi di masa depan. 

Kepergian Hancock juga menandai rasa malu bagi Johnson setelah dia mengatakan pada Jumat bahwa telah menerima permintaan maaf Hancock. Perdana menteri menganggap masalah itu sudah selesai. Sehari kemudian dia menyesal menerima pengunduran anak buahnya.

"Anda harus sangat bangga dengan layanan Anda. Saya berterima kasih atas dukungan Anda dan percaya bahwa kontribusi Anda untuk pelayanan publik masih jauh dari selesai," tulis Johnson sebagai balasan kepada Hancock.

 

Sebuah sumber di Downing Street mengatakan Hancock tidak dipaksa untuk mengundurkan diri. Dia mengatakan dalam suratnya kepada Johnson bahwa dia ingin meminta maaf kepada keluarganya dan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Keputusan mundur menteri kesehatan ini sejalan dengan semakin banyak anggota parlemen Konservatif secara pribadi meminta Hancock untuk pergi setelah surat kabar Sun menerbitkan foto pada Jumat (24/6). Surat kabar itu telah menunjukkan Hancock mencium ajudan di kantornya bulan lalu. Pada saat itu tindakan ini melanggar aturan bagi orang untuk melakukan kontak intim dengan seseorang di luar rumah mereka.

Anggota parlemen konservatif mengatakan banyak dari mereka telah mengatakan kepada partai bahwa tidak bisa lagi mendukung Hancock. Laporan media mengatakan pada Sabtu, dia sekarang telah berhenti.

Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan di Twitter bahwa Hancock harus mengundurkan diri. "Boris Johnson seharusnya memecatnya," ujarnya menekankan sikap yanh seharusnya diambil perdana menteri. 

Dengan 128.000 kematian dan salah satu kontraksi ekonomi terdalam dalam catatan, Inggris telah dikejutkan oleh pandemi dan Hancock telah dikritik habis-habisan. Pada bulan-bulan awal departemennya berjuang untuk memberikan pengujian dan peralatan pelindung untuk staf rumah sakit yang merawat pasien.

Namun, pemerintah telah didorong oleh peluncuran vaksin yang cepat, dengan 84 persen orang dewasa memiliki satu dosis dan 61 persen keduanya. Sementara di sisi lain, kasus mulai meningkat, naik 18.000 pada Sabtu. 

Walau begitu, vaksin tampaknya telah melemahkan hubungan antara infeksi dan kematian. Kondisi ini membuat sebagian besar pembatasan dapat dibatalkan pada 19 Juli.

 

Hancock tahun lalu menyambut baik pengunduran diri seorang ilmuwan senior yang melanggar pembatasan dengan cara yang sama. Dia juga disalahkan karena melakukan kontrak kepada perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah. Dia mengatakan ada kebutuhan untuk bertindak cepat.

 
Berita Terpopuler