Saat Ibrahim Mohon Diperlihatkan Menghidupkan Orang Mati

Nabi Ibrahim ingin hatinya tetap mantap dengan imannya.

SAIFUL BAHRI/ANTARA
Saat Ibrahim Mohon Diperlihatkan Menghidupkan Orang Mati
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika mengisahkan tentang kehidupan dan kematian, Alquran berada dalam kaidah yang umum. Alquran menjelaskan tentang perbedaan antara seseorang yang mati kemudian ia dibangkitkan, dan seseorang yang hilang indranya kemudian ia terjaga.

Baca Juga

Perbedaan keduanya hanya satu, yang pertama jasadnya hancur dalam kematian. Sedangkan, yang lain jasadnya masih utuh.

Ini sebagaimana permisalan dari kisah-kisah Alquran yang berbicara tentang kematian dan kehidupan jasad, salah satunya sebagaimana yang diabadikan dari kisah Nabi Ibrahim saat ia memohon agar Allah memperlihatkan ketika menghidupkan orang mati.

Endy Astiwara dalam buku Fikih Kedokteran Kontemporer menjelaskan, kisah Nabi Ibrahim tentang diperlihatkan padanya bagaimana Allah menghidupkan orang yang mati dapat terlihat dalam Alquran Surah al Baqarah ayat 260.

Allah berfirman: “Wa idz qaala Ibrahimu arini kaifa yuhyil-mauta qaala awalam tu’min qaala balaaa walakin liyathmainna qalbiy qaala fakhudz arba’atan minatthairi fashurhunna ilaika tsumma’j’al ala kulli jabalin minhunna juz’an tsumma’d’uhunna ya’tiyanaka sa’yan wa’lam annallaha azizun hakimun,”.

 

 

Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati’. Allah berfirman: ‘Belum yakinkah kamu?’ Ibrahim pun menjawab: ‘Aku telah yakin, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)’. Allah berfirman: ‘(Kalau demikian)’, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Kemudian, letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka. Niscaya mereka datang kepadamu dengan segera’. Dan, ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Para ahli tafsir mengatakan Nabi Ibrahim mencincang tubuh empat burung tersebut, kemudian memisah-misahkannya di atas empat gunung yang berbeda seraya memegang masing-masing kepala dari keempat burung tersebut di tangannya. Kemudian, Ibrahim memanggil burung-burung tersebut dan bergabunglah potongan-potongan tubuh mereka.

Kemudian, mereka menuju Nabi Ibrahim untuk menyatu dengan kepala mereka. Masing-masing mengetahui kepalanya. Maka, berkatalah Nabi Ibrahim: “Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Dijelaskan bahwa dari kisah di atas dapat diketahui kehidupan jasad merupakan hidup itu sendiri. Alquran menitikberatkan perhatian terhadap jasad karena ia merupakan tempat mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah.

Seseorang akan bertanya kepada dirinya sendiri: “Jika kehidupan jasad itu bukan hidup itu sendiri, lalu akan disebut apakah dia? Jika otak yang hidup itu memberikan efek terhadap seluruh tubuh. Demikian pula halnya dengan jantung, paru-paru, limpa, usus, dan organ-organ lainnya. Yang tanpanya hidup seseorang tidak lagi berlanjut, maka mengapa harus fokus pada organ tertentu dan mengabaikan organ yang lain? Mengapa hidup dan mati hanya disandarkan pada organ tertentu?”

 

Di sinilah dijelaskan hakikat besar yang harus dipahami sejak awal, yakni walaupun sel tubuh manusia sekalipun, maka itu sudah menggambarkan tentang kehidupan. Hal ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.

Namun, kehidupan dari masing-masing organ tubuh, bahkan kehidupan yang integral dan sistemis dari seluruh sel-sel tubuh manusia adalah memiliki kehidupan tersendiri. Tentunya, terlepas dari kehidupan si manusianya.

Bahwa sel-sel tubuh manusia dan bagian-bagiannya mengambil sebagian sel dari tubuh seseorang. Lalu kita letakkan pada tubuh lain atau kita pelajari di laboratorium, maka sel ini tidak akan mati dengan keluarnya ia dari tubuh orang tersebut.

Oleh karenanya, dalam salah satu kitab fikih kontemporer, Endy mengutip, untuk menyatakan kematian seseorang, maka harus dilakukan oleh dokter atau orang-orang yang memahami hal ini dengan baik. Sebab, kematian menjadi konsensus di dunia medis saat ini ialah kematian batang otak.

 
Berita Terpopuler