Hamid Karzai: AS Telah Gagal di Afghanistan

AS gagal memerangi ekstremisme dan membawa stabilitas di Afghanistan.

Reuters/Mohammad Ismail
Hamid Karzai.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Mantan Presiden Afghanistan mengatakan Amerika Serikat (AS) datang ke negaranya untuk memerangi ekstremisme dan membawa stabilitas. Namun 20 tahun kemudian, Paman Sam pergi setelah gagal mencapai keduanya.

Karzai menyampaikan hal tersebut dalam wawancaranya dengan the Associated Press yang dilakukan beberapa pekan sebelum pasukan AS dan aliansi pertahanan Eropo, NATO, meninggalkan Afghanistan.

Baca Juga

Hamid Karzai mengatakan pasukan asing meninggalkan bencana dan pergi saat ekstremisme di titik tertingginya. "Dua puluh tahun yang lalu masyarakat internasional datang ke sini dengan tujuan yang jelas memerangi ekstremisme dan membawa stabilitas tapi hari ini ekstremisme berada di titik tertingginya, jadi mereka gagal," kata Karzai seperti dikutip dari Ahram, Senin (21/6).

Ia mengatakan warisan pasukan asing di Afghanistan adalah 'aib dan bencana total'. "Sebagai rakyat Afghanistan kami mengakui kegagalan kami tapi bagaimana dengan pasukan asing yang lebih besar dan kuat yang datang ke sini dengan tujuan yang jelas? Kemana sekarang mereka pergi?" tambah Karzai.

Karzai yang pernah berkuasa selama 13 tahun memiliki hubungan tarik ulur dengan AS. Ia mengatakan rakyat Afghanistan sangat menginginkan perdamain dan kini harus bertanggung jawab sendiri atas masa depan mereka.

"Kini kami lebih baik tanpa kehadiran militer, saya pikir kami harus mempertahankan negara kami sendiri dan menjaga nyawa kami sendiri, kehadiran mereka (memberikan kami) apa yang kami milik sekarang, kami tidak ingin melanjutkan penderitaan dan penghinaan ini, lebih baik bagi Afghanistan mereka pergi," katanya.

Karzai berkuasa setelah koalisi yang dipimpin AS menggulingkan Taliban pada tahun 2001 lalu. Dalam sebuah operasi memburu dan menghancurkan jaringan Alqaidah dan pemimpinnya Usamah bin Ladin yang dianggap bertanggung jawab atas serangan 9/11 di AS.

Selama Karzai berkuasa, hak-hak perempuan dipenuhi, remaja putri dapat sekolah lagi, masyarakat muda penuh semangat, harga-harga naik di ibukota Kabul dan jalan serta infrastruktur dibangun. Tapi kekuasaannya juga diwarnai tuduhan korupsi, meledaknya perdagangan narkoba dan hubungan buruk dengan Washington.

"Operasi (militer AS/NATO) bukan memerangi ekstremisme atau terorisme, operasi itu lebih menyerang harapan dan rakyat desa Afghanistan, memenjara rakyat Afghanistan, menciptakan penjara di negara kami sendiri dan membombardir desa-desa, itu sangat salah," katanya.

Pada April lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan menarik 2.500 hingga 3.000 sisa pasukan AS di Afghanistan. Ia mengatakan AS sudah mencapai tujuannya. Alqaidah telah hancur dan Usamah bin Ladin meninggal dunia. Amerika tidak lagi harus hadir di lapangan untuk menghadapi ancaman teroris dari Afghanistan. 

 
Berita Terpopuler