Misi Imam Made in Germany

Jerman memulai pelatihan Imam di Osnabruck, Lower Saxony.

frontpagemag.com
Muslim di Jerman
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Ender Cetin, imigran Turki yang dibesarkan di Berlin merupakan salah satu peserta angkatan pertama pelatihan imam Jerman. Cetin, 45 tahun, akan menjalani program pelatihan di Osnabruck, Lower Saxony.

Baca Juga

"Ini langkah tepat dengan arah yang tepat,"komentar Cetin seperti dilansir deusche welle, Rabu (16/6).

Cetin mengaku terkesan dengan ide "imam Made in Jerman". Menurutnya, program ini menawarkan masa depan dakwah di Jerman. "Ini sangat penting dalam sejarah Islam di Jerman,"kata Cetin. 

Bagi Jerman, pelatihan ini merupakan proyek besar yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan imam di Jerman. Sosok imam yang paham bahasa dan budaya masyarakat Jerman. 

Proyek ini cukup lama jadi pro dan kontra di Jerman. Pemerintah Jerman ingin mengurangi ketergantungan terhadap imam dari luar Jerman, utamanya dari Turki.

 

Di sinilah, letak perdebatan itu. Hingga akhirnya, Menteri Dalam Negeri Jerman, Horsy Seehofer, turun tangan, karena domain masalah ini masuk dalam ranahnya, yakni keamanan nasional dan masalah keagamaan.

Pada akhirnya, menaikan jumlah imam berbahasa Jerman pada setiap masjid di Jerman menjadi misi kementerian. Tak heran, kemenetrian membuat anggaran khusus untuk pelatihan ini.

Setiap imam nantinya akan mengikuti program selama dua tahun. Kelas pertama di isi 25 orang calon imam dengan 25 calon imam lainnya yang akan bersiap mengikuti pelatihan yang sama.

Bülent Ucar, Profesor Studi Islam, Universität Osnabrück yang ikuti mempersiapkan pelatihan ini adalah peserta pelatihan ini diikuti calon imam yang mewakili komunitas beragam seperti Turki, Arab, dan Bosnia. Calon imam juga tidak didominasi pria, peserta wanita mencapai 20 persen dair kelas. 

"Bahasa adalah kuncinya,"kata Ucar. 

 

Menurut Ucar, kemampuan berbahasa Jerman akan membantu para imam untuk membimbing kalangan muda agar terhindari dari ajaran ekstremis melalui konten online.

 

"Ini kesempatan yang unik untuk melayani kebutuhan masjid,"kata Aiman Mazyek, ketua Dewan Pusat Muslim.

Tantangan berikutnya, menurut dia, adalah penerimaan komunitas Muslim dengan kehadiran imam hasil pelatihan.

 
Berita Terpopuler