Merayakan Zaitun di Arab Saudi

Arab Saudi memiliki perkebunan zaitun terbesar di dunia.

EPA
Merayakan Zaitun di Arab Saudi. Buah zaitun.
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jouf Olive Festival (Festival Zaitun Jouf) yang menjadi tuan rumah bagi 45 petani diadakan untuk merayakan panen pada tahun ke-14. Semuanya bersaing untuk Penghargaan Pangeran Faisal bin Nawaf senilai 500 ribu riyal dan diberikan oleh sang pangeran yang juga gubernur daerah.

Baca Juga

Dilansir di Arab News, Ahad (13/6), festival ini juga menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya, para petani dari Amerika Serikat (AS), Spanyol, Argentina, Italia, China, Palestina, Yordania, Maroko, dan Mesir untuk berbagi pengalaman mereka tentang industri ini.

Direktur jenderal hubungan masyarakat dan media dan juru bicara resmi untuk Kota Jouf Omar Al-Hamwan mengatakan produksi zaitun Arab Saudi mencapai 120 ton per tahun. Ada komite khusus guna memantau volume penjualan pada akhir festival serta untuk memahkotai para pemenang penghargaan.

Al-Hamwan mengungkapkan, tidak ada minyak yang bisa diikutsertakan ke dalam festival kecuali disertifikasi dan diuji oleh laboratorium Kotamadya Jouf. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas, keasaman, dan kesesuaiannya untuk konsumsi manusia.

Dia mengatakan kota-kota Saudi lainnya juga menjadi pusat produksi minyak zaitun, seperti Tabuk dan Al-Baha. Namun, Jouf masih menghasilkan volume terbesar.

 

 

Dia menambahkan Basita, daerah pertanian di Jouf, memiliki perkebunan zaitun terbesar di dunia, yang dimiliki oleh Al-Jouf Agricultural Development Co.. Tempat itu menghasilkan 10 ribu ton minyak terbaik setiap tahun. Banyaknya air di daerah itu sebagai satu dari alasan di balik kesuksesan.

CEO Al-Jouf Agricultural Development Co. Mazen Badawood mengatakan festival tahun ini adalah salah satu yang terbaik dalam hal organisasi, arahan, dan partisipasi. "Setiap tahun, kami melihat citra baru festival dan kali ini kami menyaksikan peningkatan karena banyak kegiatan luar biasa ditambahkan, sehingga menempatkan budidaya zaitun dalam cahaya yang baik dan menyoroti pentingnya di Arab Saudi dan di seluruh dunia," kata Badawood.

Dia melanjutkan, pohon zaitun adalah pohon yang diberkahi, disebutkan dalam Alquran, dan dalam ajaran Nabi. Itu disebut memberikan keuntungan ekonomi yang besar, baik dari buah, daun, atau bahkan kayunya.

Badawood menyampaikan pohon zaitun mengonsumsi lebih sedikit air dibandingkan dengan tanaman lain. Sementara Al-Jouf Co. telah menggunakan teknik irigasi tetes modern untuk keberlanjutan.

Budidaya zaitun dilakukan dengan menanam pohon baik untuk pertanian tradisional maupun intensif. Al-Jouf Co. dianggap sebagai salah satu pelopor dalam membudidayakan dan mengembangkan pohon zaitun di wilayah tersebut, terutama untuk produksi intensif.

 

Badawood mengatakan, perusahaannya bangga menjadi pemilik perkebunan zaitun organik modern terbesar di dunia dengan lebih dari lima juta pohon dan area penanaman lebih dari 7.300 hektare. "Arab Saudi sekarang memiliki lebih dari 20 juta pohon zaitun, lebih dari 80 persen di antaranya berada di wilayah Jouf yang terkenal dengan budidaya zaitun berkat lingkungannya yang cocok," ucapnya.

Badawood mencatat Kerajaan memproduksi lebih dari 140 ribu ton buah zaitun setiap tahun. Jumlah itu menghasilkan 120 ribu ton minyak.

Dia mencontohkan, Arab Saudi mengonsumsi sekitar 45 ribu ton minyak zaitun per tahun. Sebanyak 15 ribu hingga 18 ribu ton di antaranya adalah produksi lokal sedangkan sisanya diimpor.

 

Namun, ia mencatat, dengan perluasan budidaya zaitun, ada peluang untuk swasembada dalam waktu dekat. Hal ini sejalan dengan visi Kerajaan untuk meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi impor.

 
Berita Terpopuler