Selama 2021, Tujuh Warga Tasikmalaya Meninggal Akibat DBD

Kenaikan angka kematian akibat DBD perlu diwaspadai oleh masyarakat.

Republika/Bayu Adji P
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat
Rep: Bayu Adji P Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) mengalami kenaikan. Sepanjang 2021, angka kematian akibat DBD di daerah itu sudah mencapai tujuh kasus.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, kenaikan angka kematian akibat DBD perlu diwaspadai oleh masyarakat. Sebab hingga saat ini, kasusnya terus meningkat. 

"DBD kasusnya mulai ada kenaikan. Angkanya sudah di atas 150 kasus. Perlu kewaspadaan semua," kata dia, Rabu (9/6).

Uus menambahkan, dari lebih 150 kasus DBD, sebanyak tujuh kasus di antaranya meninggal dunia. Meski tak sebesar tahun sebelumnya, angka kematian itu harus menjadi perhatian. 

Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk terus melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dengan begitu, angka penyebaran kasus DBD dan kematian akibat DBD bisa ditekan. 

"Mudah-mudahan angka kematian karena dbd ini bisa kita tahan. Kita sekarang berupaya menerapkan PSN. Ini sangat penting dilakukan," kata dia.

Berdasarkan catatan Republika, kasus DBD di Kota Tasikmalaya pada tahun ini cenderung menurun dibandingkan pada 2020. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, kasus DBD di Kota Tasikmalaya hampir menembus 500, di mana 11 orang di antaranya meninggal dunia. 

 
Berita Terpopuler