Faktor Genetik Bikin Orang Kena Covid-19 Bisa Tampak Sehat

Sebagian orang yang kena Covid-19 tak mengembangkan gejala.

ANTARA /Teguh Prihatna
Sejumlah pasien Covid-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) berolahraga di kawasan pusat karantina Asrama Haji Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/6/2021). Faktor genetik diyakini berperan dalam membuat orang yang terkena Covid-19 bisa tak bergejala.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 bisa memunculkan gejala yang sangat beragam, mulai dari batuk kering hingga demam. Namun, ada kalanya pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala dan tampak seperti orang sehat.

Kecenderungan seseorang untuk tidak mengalami gejala saat terkena Covid-19 kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetik. Menurut studi yang dilakukan peneliti Newcastle University, gen yang berperan dalam kasus Covid-19 tak bergejala adalah HLA-DRB1*04:01.

Melalui jurnal HLA, peneliti mengungkapkan bahwa HLA-DRB1*04:01 merupakan gen antigen leukosit manusia. Pendeteksian gen ini secara konsisten berkaitan dengan garis lintang dan bujur. Geolokasi juga memainkan peran pada gen ini.

Baca Juga

Oleh karena itu, tim peneliti mengatakan keberadaan gen ini berkaitan erat dengan lokasi. Menurut studi, gen HLA-DRB1*04:01 cenderung lebih banyak ditemukan pada orang-orang di Eropa utara dan barat.

"Sebagian temuan menarik adalah hubungan antara garis lintang dan bujur dengan frekuensi gen HLA," ungkap peneliti David Langton, seperti dilansir Times Now News.

7 kelompok gejala covid-19. - (republika)



Langton mengatakan, garis lintang telah lama diketahui dapat memengaruhi risiko kesehatan seseorang. Dalam kasus multiple sclerosis, misalnya, peningkatan kejadian penyakit tersebut juga berkaitan dengan garis lintang. Langton mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan kurangnya paparan sinar UV di wilayah tertentu sehingga kadar vitamin D pun lebih rendah.

"Kita tidak sadar, tetapi, satu risiko utama gen untuk MS (multiple sclerosis), yaitu DRB1*115:01, berkaitan langsung dengan garis lintang," papar Langton.

Langton mengatakan, temuan-temuan ini menyoroti betapa rumitnya interaksi antara lingkungan, genetik, dan penyakit. Langton menyebut, sebagian gen HLA responsif terhadap vitamin D dan kadar vitamin D yang rendah merupakan faktor risiko Covid-19 berat.

"Dan kami melakukan penelitian lebih lanjut dalam area ini," pungkas Langton.

 
Berita Terpopuler