Gereja Kritik Peta Islam Pemerintah Austria

Gereja Katolik Austria turut mengkritik peta Islam buatan Pemerintah Austria.

.
Vienna Islamic Center dibangun dari 1975 hingga 1979. Masjid ini menjadi pusat kegiatan amaliyah selama Ramadhan bagi Muslim Austria, mampu mengakomodasi 8 persen dari 430 ribu Muslim yang tinggal di negeri ini.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Gereja Katolik Austria turut mengkritik peta Islam yang didirikan Pemerintah Austria karena bisa menimbulkan bahaya bagi komunitas Islam di negara itu, Jumat (4/6). Bahkan, sejak adanya peta tersebut, sudah ada serangan terhadap beberapa umat Islam dan masjid.

Baca Juga

Peta kontroversial itu menunjukkan lebih dari 600 asosiasi Muslim, termasuk detail lokasi dan foto anggota mereka. Peta itu pertama kali dipresentasikan oleh kelompok yang didanai pemerintah yang memantau ekstremisme Muslim dan oleh Menteri Integrasi Austria Susanne Raab, seorang anggota Partai Rakyat Austria (OeVP) yang konservatif dan antimigrasi.

Kepala gereja Katolik Austria, Kardinal Christoph Schoenborn, mengatakan, peta tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi komunitas agama tertentu di Austria. Menurut dia, peta tersebut berpotensi sebagai alat mencurigai umat Islam.

“Berbahaya untuk memberi kesan bahwa salah satu komunitas agama dicurigai secara umum,” ujarnya dikutip dari Alarabiya, Sabtu (5/6).

 

 

Sementara itu, Kepala Komunitas Agama Islam Austria, Umit Vural, menggambarkan peta itu sebagai ancaman keamanan besar-besaran bagi umat Islam. Organisasi Pemuda Muslim Austria mengungkapkan, beberapa Muslim bahkan telah diserang dan sebuah masjid dirusak sejak peta itu beredar di internet pada akhir Mei lalu.

Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Kejahatan Kebencian dan Kebencian Antisemit dan Anti-Muslim, Daniel Hoeltgen, telah mendesak Pemerintah Austria untuk menghapus peta tersebut.

Sejumlah perwakilan dari komunitas agama lain, termasuk Presiden Konferensi Rabi Eropa, Pinchas Goldschmidt, juga turut memberikan teguran.

 

Menurut sebuah kelompok yang mendokumentasikan Islamofobia dan rasialisme anti-Muslim, serangan verbal dan fisik terhadap Muslim telah meningkat sejak seorang ekstremis kelahiran Austria membunuh empat orang di Wina pada awal November 2020 lalu.

 
Berita Terpopuler