AS Temukan Antivirus Oral yang Potensial untuk Covid-19

Obat antivirus oral bernama Tempol potensial hambat replikasi virus dalam kultur sel.

pixabay
Obatan-obatan (ilustrasi). Obat yang dinamakan Tempol tampak potensial hambat replikasi virus penyebab Covid-19 dalam kultur sel.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat atau National Institutes of Health (NIH) mengatakan telah ada pengobatan antivirus oral yang potensial untuk mengurangi tingkat keparahan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Hal ini diumumkan pada Kamis (3/6), mendahului studi klinis yang kelak akan menilai kemanjuran obat pada pasien. 

Baca Juga

Para peneliti mengatakan, obat eksperimental tersebut adalah Tempol. Ini menunjukkan harapan dalam kultur sel dengan memengaruhi kemampuan virus untuk bereplikasi atau merusak enzim yang disebut RNA replicase

“Kami sangat membutuhkan perawatan tambahan yang efektif dan dapat diakses untuk Covid-19,” ujar Diana W. Bianchi, Direktur Institut Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia Nasional (NICHD), dalam sebuah pernyataan, dilansir Fox News, Jumat (4/6). 

Obat oral yang mencegah replikasi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) akan menjadi alat penting untuk mengurangi keparahan penyakit. Anggota tim peneliti Tracey A. Rouault menemukan potensi obat dengan menganalisis bagaimana virus bereplikasi dalam sel. 

Enzim yang sedang dipelajari, RNA replikasi, berfungsi paling baik dengan dua yang disebut gugus besi-sulfur. Sementara itu, penelitian sebelumnya salah menyematkan struktur sebagai situs pengikatan seng. 

Fitur enzim memungkinkan tim untuk mengambil keuntungan dari kelemahan virus. Obat tersebut menurunkan gurus besi-sulfur, sehingga ini menghambat replikasi virus dan berpotensi berlaku untuk penyakit lain dengan situs pengikatan serupa. 

Eksperimen dan penelitian pada hewan sebelumnya yang menilai obat dengan penyakit lain membantu para ilmuwan menetapkan dosis untuk digunakan di paru-paru dan kelenjar ludah, yang dikatakan sebagai target utama virus. Rouault mengaku optimistis terkait potensi Tempol, terlebih setelah melihat profil keamanan dan dosis yang dianggap terapeutik dalam penelitian.

"Namun, studi klinis diperlukan untuk menentukan apakah obat itu efektif pada pasien, terutama di awal perjalanan penyakit ketika virus mulai bereplikasi,” jelas Rouault. 

Para peneliti bermaksud untuk menjalankan penelitian pada hewan lebih lanjut dan bertujuan untuk melakukan uji klinis untuk menilai obat Covid-19. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Science.

 

 

 
Berita Terpopuler