MUIS Lapor Polisi Terkait Survei Lecehkan Ustadzah Singapura

MUIS tidak akan menoleransi segala bentuk pelecehan seksual.

Pixabay
MUIS Lapor Polisi Terkait Survei Lecehkan Ustadzah Singapura
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) menerbitkan postingan Facebook pada Kamis (27/5)) malam menanggapi sebuah jajak pendapat daring. MUIS menganggap jajak pendapat itu ofensif dengan merendahkan dan menghina kesopanan beberapa guru agama perempuan. 

Baca Juga

Banyak anggota komunitas Muslim yang peduli telah menulis kepada MUIS tentang pemungutan suara tersebut. MUIS menyatakan telah mengajukan laporan polisi kepada pihak berwenang untuk mempercepat penyelidikan atas masalah tersebut dan membawa pelakunya ke pengadilan. 

Menanggapi pertanyaan dari Mothership, polisi membenarkan ada laporan yang diajukan. MUIS juga menulis dalam unggahan Facebook-nya bahwa mereka tidak akan menoleransi segala bentuk pelecehan seksual. 

"Perilaku ini adalah kekejian dalam agama kami, 'mungkar' (tindakan mencela) yang harus dihentikan dan aib bagi komunitas Muslim. Keyakinan kami menyerukan untuk saling menghormati setiap saat, dan menekankan dengan sangat penting, kebutuhan untuk menjaga kehormatan dan kesopanan dari semua anggota masyarakat," tulis keterangan resmi MUIS sebagaimana dilansir dari Mothership, Jumat (28/5).

Menteri Urusan Muslim Singapura Masagos Zulkifli juga menulis di Facebook pada 27 Mei lalu. Ia menolak jajak pendapat tersebut. Masagos menambahkan telah mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki masalah ini secepatnya. 

 

"Orang atau pihak yang tidak bertanggung jawab di balik pemungutan suara yang menjijikkan ini harus dimintai pertanggungjawaban dengan kekuatan hukum penuh," ujar Masagos. 

Masagos juga menyadari beberapa tuduhan mengarah pada mahasiswa yang membaca studi Islam sebagai penyebab di balik jajak pendapat tersebut. Dia telah menugaskan MUIS untuk menyelidiki tuduhan tersebut. 

"Jika tuduhan itu benar, para pelakunya harus ditangani sejauh hukum karena menunjukkan perilaku yang menyedihkan," ucap Masagos.

"Saya berbesar hati karena banyak yang telah berbicara menentang insiden mengerikan ini. Tetapi, kita harus menghadapinya sebagai masyarakat sipil dengan aturan hukum. Kita harus terus menjadi masyarakat yang menghormati wanita alih-alih merendahkan mereka," ucap Masagosm

Pernyataan MUIS maupun Masagos muncul setelah Presiden Halimah Yacob mengutuk tindakan pelaku di balik pemungutan suara tersebut. Republika.co.id coba membuka laman berisi jajak pendapat tersebut, tetapi laman itu telah tidak aktif.

Sebelumnya, sebuah tangkapan layar beredar secara daring di Singapura. Tangkapan layar itu berisi survei berisi nama sejumlah ustadzah yang bisa dilecehkan bersama-sama.

Terdapat 12 nama ustadzah dalam survei itu. Sebanyak 245 orang berpartisipasi dalam survei. Dua tangkapan layar lagi yang dilihat Mothership menunjukkan foto dan video para ustadzah (asatidzah) dalam galeri berjudul "Ustadzah Singapura". 

Salah satu ustadzah yang namanya masuk dalam daftar itu, Ustadzah Fatin Afika, mengatakan, hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Dia mengatakan memiliki pengalaman negatif selama bertahun-tahun.

Dia menyatakan, ketika masih muda, dia juga menerima komentar atau foto yang melecehkan meski dia berpakaian sopan. "Saya terkejut dan saya yakin semua korban juga. Tolong para pengikut, pada masa yang sulit ini, jadilah orang baik?" katanya.

https://mothership.sg/2021/05/muis-ustazah-offensive-poll/

https://mothership.sg/2021/05/ustazah-offensive-poll/

 
Berita Terpopuler