Apa Beda Gejala Covid-19 pada Orang yang Sudah Divaksinasi?

Peneliti mengungkap gejala Covid-19 berbeda pada orang yang sudah divaksinasi.

www.freepik.com.
Kehilangan indera perasa dan penciuman merupakan salah satu gejala Covid-19. Pada orang yang telah divaksinasi, risiko mengalami gejala ini terpangkas hingga setengahnya. (ilustrasi).
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Peneliti dari King’s College London menyebut, risiko tertular virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) pasca mendapat vaksinasi Covid-19 memang tetap ada. Namun demikian, vaksinasi bisa memangkas risiko keparahan penyakit, termasuk kemungkinan dirawat inap hingga dampak kematian.

Tak sampai di sana, vaksinasi juga nyatanya bisa membantu menghentikan penularan. Peneliti di King's College London mengumpulkan data dari ribuan spesimen di Inggris dengan memanfaatkan aplikasi ZOE Covid Symptom Study.

Dari 1,1 juta pengguna aplikasi yang mendapat dosis pertama vaksin Covid-19, hampir 2.400 (0,2 persen) melaporkan tes positif Covid-19. Bahkan, dari setengah juta populasi yang telah mendapat dosis kedua, sekitar 187 orang (0,03 persen) dinyatakan positif beberapa pekan kemudian.

Kendati demikian, warga yang telah mendapatkan suntikan vaksin cenderung tidak melaporkan gejala apa pun dari virus corona. Mereka hampir 70 persen cenderung tak mengembangkan gejala demam dibandingkan dengan orang yang belum divaksinasi.

Baca Juga

Gejala varian baru covid-19. - (republika)

Mereka yang telah divaksinasi juga 50 persen cenderung tidak mengalami kelelahan seperti gejala umum orang yang positif Covid-19 dan belum divaksinasi. Risiko kehilangan penciuman, menggigil, dan sakit kepala juga terpangkas setidaknya setengahnya.

Orang yang telah mendapatkan vaksinasi lalu terkena Covid-19 dilaporkan tetap mengalami napas pendek, sakit telinga, dan pembengkakan kelenjar. Perbandingan jumlah temuan kasusnya sama antara yang sudah divaksin maupun belum.

Di luar itu, ada satu gejala paling umum pada orang berusia 60 tahun ke bawah yang tertular Covid-19 pascavaksinasi. Sekitar 24 persen responden dari kelompok usia tersebut mengalami bersin-bersin. 

Selama ini, bersin tidaklah masuk dalam daftar gejala Covid-19. Bersin lebih umum dialami oleh orang yang kena flu atau pilek.

"Kami tidak menyadari laporan sebelumnya bahwa bersin lebih umum terjadi setelah vaksinasi karena biasanya itu terkait penyakit pernapasan lainnya...," kata para peneliti, dikutip dari The Sun, Jumat (28/5).

Akan tetapi, menurut peneliti, bersin telah dikenal baik sebagai gejala penyakit infeksi pernapasan dan alergi yang disebabkan oleh iritasi mukosa hidung. Para peneliti menjelaskan bahwa penderita alergi mengalami bersin karena kuman dengan cepat mengaktifkan sistem kekebalannya.

Mereka berteori bahwa orang yang sistem kekebalannya "prima" terhadap Covid-19 berkat vaksinasi dapat bereaksi dengan cara yang sama, yakni dengan bersin-bersin. Mereka pun mengingatkan bahwa bersin bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai di masa depan mengingat itu dapat menjadi pertanda seseorang membawa virus penyebab Covid-19.

Beda gejala alergi dengan Covid-19. - (Republika)



Dampak ringan
Hingga kini, vaksin Covid-19 yang telah mendapat persetujuan WHO telah terbukti bisa mengurangi penularan virus. Tapi, seperti yang dibuktikan penelitian ini, orang akan tetap tertular dan mungkin menularkannya ke orang lain.

Berdasarkan studi yang ada, mereka yang telah divaksinasi, 49 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita penyakit parah. Bahkan, 64 persen lebih kecil kemungkinannya untuk sampai memerlukan perawatan medis di rumah sakit dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi.

 
Berita Terpopuler