Presiden Moon Temui Joe Biden di Gedung Putih

Isu Korut dan Covid-19 diyakini akan menjadi bahasan di antara keduanya.

AP/Jabin Botsford/Pool The Washington Post
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menjadi pemimpin kedua yang disambut secara langsung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Jumat (21/5) waktu AS. Berbagai isu akan dibahas oleh kedua pemimpin tersebut, termasuk untuk melawan pengaruh China.

Selain itu, masalah nuklir Korea Utara (Korut) juga akan disisipi dalam pembahasan Keamanan kawasan secara lebih luas. Kemudian kerja sama di industri teknologi tinggi seperti microchip, upaya penanggulangan pandemi Covid-19 hingga cara memperkuat tindakan terhadap perubahan iklim bakal dibahas keduanya.

Dalam pertemuannya dengan Biden, Moon juga berharap mendapatkan kesepakatan pasokan vaksin Covid-19. Sementara AS tengah mencari komitmen iklim yang ditingkatkan dari Seoul.
 
Washington juga ingin melihat pernyataan langsung dari Moon tentang perilaku China yang semakin tegas di wilayah asia. Bulan lalu, ketika Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berkunjung, Biden berusaha menghadirkan front persatuan melawan Beijing.

Namun Seoul tetap waspada karena takut membuat marah China, mitra dagang utamanya. Dalam kunjungan ke Capitol Hill pada Kamis, Moon menekankan pentingnya hubungan Washington-Beijing yang stabil dan mencatat pentingnya Cina dalam kaitannya dengan urusan Semenanjung Korea.

Kedua pemimpin akan melakukan pembicaraan dan kemudian mengadakan konferensi pers bersama pada Jumta (21/5) pukul 17.00 waktu setempat. Lawatan Moon ke AS juga dinilai akan memberikan dorongan baru untuk perdamaian dengan Korut.

Meski, pejabat AS mengecilkan prospek damai tersebut. Para pejabat Korsel kendati demikian optimistis dengan tinjauan kebijakan Korut ala Biden, yang meyerukan fokus pada langkah-langkah diplomatis praktis untuk mengurangi ketegangan sambil mempertahankan tujuan akhir untuk membujuk Pyongyang agar menyerahkan senjata nuklirnya.

Namun, pandemi, tantangan ekonomi dan politik serta krisis di negara lain telah sedikit demi sedikit mengesampingkan masalah Korut. Ini bakal memperumit harapan Moon yang bermimpi untuk membawa perdamaian antar korea sebelum dia menigngalkan jabatannya tahun depan.

Baca Juga

Pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk di seluruh dunia sudah tentu akan jadi pusat pembahasan Biden dan Moon. Gedung Putih mengatakan, Moon dan Biden akan membahas langkah AS dapat mendukung perang Seoul melawan Covid-19 dan cara untuk bersama-sama meningkatkan produksi vaksin global.

Namun yang belum terjawab adalah apakah Korsel akan menjadi penerima manfaat dengan mendapatkan pasokan vaksin dari AS.

Koordinator kebijakan Asia AS, Kurt Campbell, mengatakan hasil pertemuan kedua pemimpin akan mencakup kemitraan nyata terkait dengan menangani keamanan rantai pasokan dan meningkatkan kerja sama publik dan swasta pada teknologi canggih.

Pada Kamis (20/5), Ford Motor Co (F.N) dan pembuat baterai Korea Selatan SK Innovation (096770.KS) mengumumkan bahwa mereka akan membentuk usaha bersama di AS untuk mendukung peluncuran kendaraan listrik pembuat mobil AS.

Selain itu surat kabar Korsel mengatakan, Samsung Electronics Co Ltd (005930.KS) Korsel dapat memulai pembangunan pabrik chip AS senilai 17 miliar dolar AS pada kuartal ketiga tahun ini.

Korsel telah menetapkan target pengurangan emisi karbon sebesar 24,4 persen dari level 2017 pada 2030 sebagai bagian dari komitmennya di bawah Perjanjian Paris. Namun pejabat kebijakan iklim global Gedung Putih John Kerry telah mendorong Seoul untuk menggandakan target.

 
Berita Terpopuler