Hamas Prediksi Gencatan Senjata akan Segera Tercapai

Upaya mediasi masih terus dilakukan untuk meredakan ketegangan di Gaza.

AP/Khalil hamra
FILE - Dalam file foto 16 Mei 2021 ini, warga Palestina menyelamatkan seorang yang selamat dari puing-puing bangunan tempat tinggal yang hancur setelah serangan udara Israel yang mematikan di Kota Gaza.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pejabat senior Hamas memprediksi gencatan senjata akan tercapai beberapa hari lagi. Tetapi Israel dan kelompok milisi di Gaza masih melancarkan serangan lintas batas dalam pertempuran yang memasuki hari ke-11.

Pesawat-pesawat tempur Israel kembali menggelar serangan udara dan kelompok Palestina menembakan lebih banyak roket. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk 'menurunkan ketegangan' sebagai langkah menuju gencatan senjata.

Sumber dari pasukan keamanan Mesir mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata."Saya pikir upaya yang sedang berjalan mengenai gencatan senjata akan sukses," kata pejabat politik Hamas Moussa Abu Marzouki pada stasiun televisi Lebanon, al-Mayadeen TV, Kamis (20/5).

"Saya memperkirakan gencatan senjata akan diraih satu atau dua hari ke depan, dan gencatan senjata akan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak," tambahnya.

Stasiun televisi Aljazirah melaporkan Utusan Khusus PBB untuk perdamaian di Timur Tengah Tor Wennesland bertemu dengan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar. Tetapi pertempuran antara Hamas dan Israel masih terus berlangsung.

Pada tengah malam Kamis, Israel menggelar puluhan serangan udara ke Gaza. Dua serangan mereka menghancurkan dua rumah di selatan daerah tersebut. Petugas medis mengatakan empat orang terluka dalam serangan udara di Kota Khan Younis di selatan Gaza.

Militer Israel mengatakan serangan udara Kamis dini hari mengincar apa yang mereka sebut sebagai 'unit gudang senjata' yang berlokasi di Kota Gaza, markas Hamas. Mereka menambahkan serangan kedua menghantam 'infrastruktur militer yang berlokasi di perumahan' komandan Hamas termasuk di Khan Younis.

Baca Juga

Suara sirine bergaung di kota sebelah selatan Israel, Beersheba dan wilayah-wilayah perbatasan dengan Gaza. Belum ada laporan mengenai korban jiwa dan luka.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan , sejak pertempuran pecah pada 10 Mei lalu sudah sekitar 228 orang Palestina gugur dalam serangan udara Israel. Kondisi itu memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Pihak berwenang Israel mengatakan, total korban jiwa dipihaknya sebanyak 12 orang. Serangan roket terus-menerus menimbulkan kepanikan dan mendorong warga pindah ke tempat pengungsian.

Netanyahu berulang kali mengaku mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat untuk melakukan pembelaaan diri dengan menyerang Gaza, rumah bagi 2 juta rakyat Palestina. Tapi dalam sambungan telepon Rabu (19/5) kemarin Presiden Joe Biden meminta Netanyahu untuk menurukan ketegangan.

"Pada perdana menteri, presiden menyampaikan ia berharap hari ini ketegangan dapat diturunkan untuk menuju gencatan senjata," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.


 
Berita Terpopuler