Israel: TV China Tunjukkan Sikap Anti-Semit Soal Gaza

Israel melayangkan protes ke TV Pemerintah China yang bersikap antisemit terkait Gaza

AP/Yousef Masoud
Petugas pemadam kebakaran Palestina bekerja untuk memadamkan api di pabrik cat setelah dilanda serangan udara Israel, di Rafah, Jalur Gaza, Selasa, 18 Mei 2021.
Rep: Haaretz Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konflik Israel dan China terus memanas terkait dengan serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, selama hampir dua pekan ini. Israel melayangkan protes atas program di TV China yang dianggap menunjukkan sikap antisemit.

Kedutaan Besar Israel di China memprotes apa yang digambarkannya sebagai antisemitisme secara terang-terangan pada sebuah program saluran luar negeri CCTV, yang membahas kekerasan di Gaza dan di tempat lain di Palestina oleh Israel.

Dalam sebuah tweet, kedutaan Israel mengatakan "kami berharap bahwa teori konspirasi Yahudi mengendalikan dunia telah berakhir, sayangnya antisemitisme telah menunjukkan wajah jeleknya lagi."

"Kami terkejut melihat sikap antisemitisme secara terang-terangan diekspresikan di media resmi Pemerintah China," kata tweet itu.

Juru bicara kedutaan Israel Erez Katz Volovelsky mengatakan, sejauh ini tidak menerima balasan apa pun dari CGTN, yang dioperasikan CCTV untuk audiens asing.

Pada siaran CGTN Selasa, pembawa acara Zheng Junfeng mempertanyakan apakah dukungan AS untuk Israel benar-benar didasarkan pada nilai-nilai demokrasi bersama? 

Ia mengatakan beberapa orang percaya bahwa kebijakan pro-Israel AS dapat dilacak pada pengaruh orang-orang Yahudi kaya di AS dan lobi Yahudi dalam pembuat kebijakan luar negeri AS. 

"Orang Yahudi mendominasi sektor keuangan dan internet," kata Zheng, berbicara dalam bahasa Inggris. “Jadi, apakah mereka memiliki lobi kuat yang dikatakan beberapa orang? Bisa jadi."

Zheng kemudian menuduh AS --saingan geopolitik teratas China-- menggunakan Israel sebagai tempat berpijak di Timur Tengah dan sebagai wakil dalam kampanyenya untuk mengalahkan pan-Arabisme.

China telah lama menjadi pendukung kuat perjuangan Palestina. Beberapa hari lalu, China mengkritik keras AS karena telah memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang mengutuk kekerasan Israel atas Palestina.

Memang, sejak menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel pada 1992, Beijing telah membina hubungan ekonomi, teknologi, dan militer yang erat, termasuk pembelian pesawat tak berawak Israel model pertama.

Yudaisme bukanlah salah satu agama yang diakui secara resmi di Tiongkok, dan stereotip tentang Yahudi sebagai pebisnis yang cerdik dan manipulator pasar adalah hal yang umum di kalangan masyarakat Tiongkok.

 
Berita Terpopuler