Gaza di Ambang Krisis Listrik di Tengah Serangan Israel

Pembangkit listrik Gaza berhenti beroperasi dalam 2-3 hari karena kekurangan bahan bakar - Anadolu Agency

Pembangkit listrik Gaza berhenti beroperasi dalam 2-3 hari karena kekurangan bahan bakar - Anadolu Agency
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza kehabisan bahan bakar dan akan berhenti beroperasi dalam beberapa hari, kata juru bicara Perusahaan Distribusi Listrik Palestina di Gaza pada Senin.

Baca Juga

"Israel mencegah masuknya bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza," kata Mohammad Thabet dalam sebuah konferensi pers di Kota Gaza.

Jubir Thabet mendesak Israel untuk membuka kembali pintu penyeberangan Kerem Shalom, satu-satunya penyeberangan komersial yang berfungsi di Gaza, untuk memungkinkan masuknya bahan bakar ke wilayah Palestina.

“Bahan bakar yang tersedia cukup untuk mengoperasikan pembangkit listrik hanya untuk dua atau tiga hari,” kata Thabet.

Juru bicara tersebut memperkirakan kerugian perusahaan akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sekitar USD8 juta.

Setidaknya 200 warga Palestina telah gugur, termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita, dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak pekan lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Lebih dari 1.235 lainnya juga terluka dan puluhan bangunan hancur atau rusak dalam serangan Israel.

Sepuluh orang Israel juga tewas dalam tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza ke Israel.

 
Berita Terpopuler