Iran Bergerak Bela Palestina

Iran meminta PBB mengakui bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang.

AP / Khalil Hamra
Warga Palestina berjalan di samping sisa-sisa bangunan 15 lantai yang hancur setelah terkena serangan udara Israel di Kota Gaza, Kamis (13/5).
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meminta PBB dan sesama negara Muslim turun tangan untuk menghentikan perilaku "apartheid" Israel dalam menyerang Palestina. Seorang komandan militer tertinggi Iran juga telah berjanji bahwa Iran akan mendukung Palestina.

Dewan Tinggi Hak Asasi Manusia Iran, sebuah entitas di bawah Dewan Keamanan Nasional Tertinggi yang saat ini dipimpin oleh kepala kehakiman Ebrahim Raisi dan terdiri dari beberapa menteri, telah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Surat tersebut dilayangkan untuk mengambil langkah atas "tindakan genosida" dan pembersihan rasial yang dilakukan oleh Israel.

Surat yang dirilis pada Ahad telah dilihat oleh kantor berita Aljazirah. Surat tersebut menyebut, "Diam, pernyataan ambigu, dan yang dikeluarkan untuk mendukung hak untuk membela diri Israel tentang situasi yang terjadi di Gaza, telah mengabadikan konflik selama puluhan tahun."

Dewan Iran juga telah meminta PBB untuk mengakui bahwa Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Sehingga diserukan untuk membentuk komisi pencari fakta.

Baca Juga

"Perlindungan hak untuk kembali dari semua pengungsi Palestina di seluruh dunia dan kemudian perlindungan hak untuk menentukan nasib sendiri rakyat Palestina melalui referendum akan menjadi solusi terbaik," tulis surat tersebut dilansir laman Aljazirah, Senin (17/5).

Pengeboman terbaru Israel di Jalur Gaza kini berada di hari ketujuh berturut-turut. Agresi Israel telah menewaskan sedikitnya 192 orang, termasuk 58 anak-anak.

Israel telah mempertahankan diri dari serangan roket yang ditembakkan oleh pejuang Hamas. Peluncuran roket Hamas menurut Hamas diluncurkan sebagai tanggapan atas tindakan keras Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki dan penyerbuan Masjid Al-Aqsa.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengangkat masalah tersebut juga dengan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan dalam panggilan telepon pada Ahad. Dia mengatakan kepada Erdogan bahwa Iran dan Turki harus bersatu sebagai dua pemain utama di kawasan itu untuk mendesak PBB dan OKI memerangi kejahatan rezim Zionis.

Erdogan dilaporkan mengatakan kepadanya bahwa komunitas internasional harus menawarkan tanggapan yang kuat dan menghalangi. Menurutnya dunia Muslim harus bertindak sebagai satu kesatuan dalam masalah Palestina.

Rouhani telah menyampaikan hal serupa selama panggilan telepon awal pekan ini dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, juga menyambut upaya Qatar untuk menghentikan pertumpahan darah.

Kepala keamanan Iran Ali Shamkhani mencicit di Twitter pada Ahad bahwa "kekalahan berantai" AS di Afghanistan, dan Israel melawan "poros perlawanan" adalah indikasi kegagalan kebijakan mereka.

"Kami siap berpartisipasi dengan negara-negara kawasan dalam mekanisme menciptakan keamanan kolektif sebagai infrastruktur pembangunan dan kesejahteraan bangsa," tulisnya.

Sementara itu, komandan Garda Revolusi Iran Quds pada  Sabtu mengadakan panggilan telepon terpisah dengan Ismail Haniya, kepala biro politik Hamas, dan Ziyad al-Nakhalah, sekretaris jenderal kelompok bersenjata Jihad Islam.

Jenderal Ismail Qaani menekankan dukungan Teheran untuk Palestina yang menghadapi "kejahatan" Israel dan mengagumi tanggapan yang berhasil dari pasukan perlawanan terhadap pelanggaran musuh Zionis



 
Berita Terpopuler