Uni Eropa Gelar Pertemuan Luar Biasa Bahas Israel-Palestina

Benua Biru berharap bisa berkontribusi untuk segera mengakhiri pertempuran Israel

AP Photo/Majdi Mohammed
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina selama bentrokan dengan pasukan Israel di pos pemeriksaan Hawara, selatan kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 14 Mei 2021.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Para menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa akan menggelar pertemuan virtual untuk membahas eskalasi pertempuran antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Perhimpunan Benua Biru berharap bisa berkontribusi untuk segera mengakhiri hal tersebut.

Baca Juga

"Mengingat eskalasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina serta jumlah korban sipil yang tak dapat diterima, saya mengadakan VTC (virtual conference) luar biasa Menteri Luar Negeri Uni Eropa pada Selasa (18/5). Kami akan berkoordinasi dan membahas bagaimana Uni Eropa dapat memberikan kontribusi terbaik untuk mengakhiri kekerasan saat ini," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell lewat akun Twitter pribadinya pada Ahad (16/5).

Dewan Keamanan PBB juga dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas eskalasi pertempuran Israel dengan kelompok perlawanan Palestina di Gaza pada Ahad. Sejak Senin (10/5), Dewan Keamanan PBB telah mengadakan dua konferensi virtual tertutup untuk membahas ketegangan Israel-Palestina. Namun AS menentang pengadopsian deklarasi bersama. Washington berpendapat hal itu tidak akan membantu meredakan situasi.

Menurut seorang diplomat yang enggan dipublikasikan identitasnya, gagasan pertemuan ketiga dalam waktu kurang dari sepekan didorong oleh Palestina. Tujuan dari pertemuan terbaru adalah mencoba berkontribusi pada perdamaian. Selain itu, Dewan Keamanan PBB dapat mengekspresikan dirinya serta menyerukan gencatan senjata.

 

Menurut beberapa sumber, 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung pengadopsian deklarasi bersama dengan tujuan mengurangi ketegangan Israel-Palestina. Israel diketahui telah menolak mengizinkan Dewan Keamanan PBB terlibat dalam konflik. Permintaan itu sejauh ini disetujui AS.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, hingga Ahad, sebanyak 174 warga Gaza, 47 di antaranya anak-anak, telah meninggal akibat serangan Israel. Sementara korban luka mencapai 1.200 orang.

Dilaporkan laman Al Arabiya, jumlah korban meninggal dan luka diperkirakan akan bertambah. Sebab, saat ini ambulans dan tim pertahanan sipil terus melakukan pencarian korban di puluhan reruntuhan gedung di Gaza. 

 
Berita Terpopuler