Perayaan Idul Fitri yang Beragam Kembali Hidup di Saudi

Warga Saudi menjadi lebih tenang dan bersemangat merayakan Idul Fitri.

arab news
Perayaan Idul Fitri yang Beragam Kembali Hidup di Saudi. Perayaan Idul Fitri di Arab Saudi.
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Idul Fitri tahun lalu di Arab Saudi terbatas pada perayaan kecil di rumah karena diberlakukannya jam malam 24 jam di seluruh Kerajaan. Namun tahun ini, perayaan Idul Fitri yang beragam di Saudi seolah kembali ‘hidup’.

Baca Juga

Dilansir di Arab News, Jumat (14/5), Idul Fitri tahun ini, warga Saudi menjadi lebih tenang dan bersemangat merayakan acara tersebut bersama keluarga mereka. Setelah sebulan berpuasa dan melakukan ritual keagamaan, banyak yang bersiap menyambut Idul Fitri dengan sholat subuh bersama tetangga dan makan pagi bersama keluarga dekat.

Pesta hijazi, misalnya, selalu penuh dengan hidangan tradisional manis dan gurih seperti ta'ateemah, dibyaza, kelinci, ma'asoup, dan roti fatoot. Semua hidangan ini terkenal di wilayah Hijaz di mana biasanya disiapkan dan disajikan oleh nenek, untuk memastikan seluruh keluarga berkumpul di hari pertama.

Seorang warga Haneen Fahad (40 tahun) mengatakan sholat Idul Fitri amat ditunggu-tunggu oleh banyak orang Saudi karena ini adalah pertemuan sosial pertama yang dilangsungkan setelah setalah dua tahun pandemi. “Salah satu hal yang sangat saya kagumi adalah menyiapkan beberapa hadiah untuk anak-anak saya untuk dibagikan kepada anak-anak lain di masjid setelah sholat Idul Fitri,” kata dia.

Dia menambahkan tidak ada yang bisa dibandingkan dengan perasaan spiritual dan mendebarkan di hari pertama Idul Fitri. “Ada banyak kesenangan. Begitu seluruh keluarga berkumpul, banyak kegiatan dimulai, di mana saudara yang lebih tua mulai membagikan uang lebarannya kepada anak-anak dan orang dewasa, keluarga mulai bertukar hadiah, dan semua orang terlihat rapi, segar, dan bahagia,” kata dia.

 

 

Dia pun bercerita setelah pagi penuh dengan makanan, uang, hadiah, pakaian baru, dan cokelat mewah, warga Jeddah cenderung bangun sebelum sore dengan apa yang dalam bahasa sehari-hari disebut koma tidur Idul Fitri.

Seorang siswa di Dar Al-Hekmah Shatha Bukhari mengatakan, setelah semua orang bangun sepanjang pagi hingga tengah hari, kota menjadi lebih tenang di sore hari karena semua orang menikmati Idul Fitri untuk mengisi ulang energi malam itu. Warga Jeddah biasanya mengadakan pesta kedua di malam hari, menikmati makan malam barbekyu di rumah. Namun di hari kedua, mereka lebih memilih makan di resto yang bagus.

Dari barat ke selatan

Di bagian selatan Kerajaan, tepatnya di wilayah Jazan, orang mulai mempersiapkan Idul Fitri dua pekan sebelumnya. Seorang ibu empat anak yang memiliki rumah keluarga yang terletak di kota Jazan, Nahla Zameem, bercerita tentang beberapa wawasan mengenai tradisi daerah tersebut.

Dia mengatakan warga Jazan menganggap Idul Fitri lebih merupakan pernikahan besar bagi orang-orangnya. Para wanita suka merayakan Idul Fitri dengan cara tradisional, menggunakan bunga melati, pewarna henna, dan mengenakan jalabiya tradisional sebagai cara mengekspresikan kebahagiaan, keindahan, dan keanggunan.

Bunga melati dijadikan mahkota dan dililitkan di rambut, bahkan ada yang memilih kalung melati berukuran besar hingga panjang satu meter. Para wanita di wilayah ini juga memesan janji temu dengan seniman henna untuk menghias lengan dan kaki mereka dengan tato temporer dengan pola yang berbeda.

Taateemah, aneka hidangan ringan untuk sarapan di Hari Raya Idul Fitri di Arab Saudi. - (Arabnews)

 

Henna terkenal di dunia Muslim dan merupakan pewarna coklat kemerahan yang terbuat dari bubuk daun semak tropis, digunakan untuk mewarnai rambut dan menghiasi tubuh. Daerah ini terkenal dengan masakan tradisionalnya yang terkenal kaya nutrisi, seperti semur, ikan, ghee, madu, acar, dan lain-lain.

“Sekitar pukul 08.00 setiap Idul Fitri, semua pria di lingkungan itu mulai berkumpul di rumah ayah saya, di mana sarapan besar diadakan, terdiri dari deretan makanan populer yang bisa mencapai panjang beberapa meter, yang semuanya disajikan dalam pot tanah liat untuk memberikan getaran otentik yang luar biasa,” kata Zameem.

Salah satu hidangan Jazan tradisional paling penting untuk sarapan Idul Fitri adalah ikan asin, yang juga umum di antara orang Mesir dan Palestina selama festival keagamaan. Biasanya, ikan asin disiapkan hampir sebulan sebelumnya. Penduduk setempat biasa membersihkan ikan dan mengisinya dengan garam dan mengawetkannya dengan menjemurnya hingga kering di bawah sinar matahari.

“Selama Idul Fitri, kami menggorengnya untuk sarapan,” kata dia.

Adapun kembang api dan tarian cerita rakyat juga menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Jazan. Beberapa tarian yang terkenal adalah Jazani Ardha, atau orang Jazani menyebutnya "Zlaf".

 

Corniche Provinsi Timur

Di Provinsi Timur, Corniche adalah tujuan populer selama Idul Fitri, dengan banyak kunjungan keluarga dan pertemuan lengkap. Seorang pemuda Saudi dari Khafji, Mohammad Meshal, kerap menghabiskan Idul Fitri di antara keluarga dan kerabatnya di rumahnya, sebuah kota perbatasan kecil dekat Kuwait.

Sebelum situasi Covid-19, Meshal biasa melakukan perjalanan ke Kuwait  berjalan-jalan dan mengunjungi kerabat, tetapi tindakan pencegahan yang diambil oleh pemerintah mengakhiri perjalanannya. Namun, dia optimistis meskipun ada pembatasan, bukan berarti warga tak boleh sama sekali berpergian.

“Berpergian tidak sepenuhnya dibatasi, karena saya dapat melakukan perjalanan lagi setelah 17 Mei,” kata dia.

Seorang pegawai pemerintah, Abdullah Al-Ayaf, mengatakan kepada Arab News keluarganya terbiasa melakukan kunjungan ke Corniche setelah pertemuan keluarga selesai. “Saya menghabiskan hari pertama Idul Fitri secara resmi, tetapi pada hari kedua dan ketiga, keluarga saya pergi ke corniche atau kami menyewa resor kecil,” kata dia.

 

Idul Fitri di Makkah dan Taif

Meski pandemi mengganggu banyak perayaan di Makkah dan Taif, ritual Idul Fitri tetap tak terlupakan di hati orang-orang. Mereka merindukan detail terkecil dari Idul Fitri, dengan warisan sosial dan banyak adat istiadat yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dan tetap dalam ingatan mereka.

Wali Kota Makkah Ray Zakhir, Fahad Al-Harbi, mengatakan orang Makkah memakai pakaian terbaiknya, mengenang kenangan favorit mereka tentang perayaan Idul Fitri di kota itu. “Mereka membagikan lawziyeh (kue almond shortbread), laymouniyeh, dan mushabbak. Mereka juga akan bertukar hadiah dan memberikan cokelat kepada anak-anak,” kata dia.

Zakhir menambahkan, umumnya keluarga menjadi lebih artistik dalam perayaan mereka untuk melestarikan warisan, adat istiadat, dan tradisi yang tersisa. Dia mengatakan Makkah terdiri dari campuran masyarakat dan suku yang telah berbaur bersama, di mana budaya telah selaras, menyoroti kesatuan kota yang indah.

"Keluarga di bawah satu atap akan menemukan berbagai hidangan, yang menggarisbawahi permadani indah Makkah,” kata dia.

Di Taif, tak jauh dari situ, pasar biasanya sudah ramai sebelum datangnya Idul Fitri, terutama yang populer seperti Souk Al-Balad. Salah satu warga Taif, Abdul Hadi Al-Mansouri, mengatakan momen terbaik Idul Fitri terjadi saat perayaan bertepatan dengan musim hujan dan mekarnya bunga, saat aroma bunga mawar menghiasi baju.

Ia menambahkan, kegiatan yang biasa dilakukan di Taman Al-Rudaf dan Taman Al-Faisaliah yang terkenal itu membawa keceriaan di hati masyarakat, menciptakan perayaan Idul Fitri yang ceria.

https://www.arabnews.com/node/1858016/saudi-arabia

 
Berita Terpopuler