Gagal Bangkit, Yahoo dan AOL Kembali Dijual

Verizon menjual Yahoo dan AOL dengan kesepakatan mencapai 5 miliar dolar AS

yahoo.com
Logo baru Yahoo. Dua layanan web perintis era internet, Yahoo dan AOL, telah dijual lagi setelah pemilik terbaru gagal memulihkan kekayaan mereka.
Rep: Idealisa masyrafina Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua layanan web perintis era internet, Yahoo dan AOL, telah dijual lagi setelah pemilik terbaru gagal memulihkan kekayaan mereka.

Raksasa telekomunikasi AS, Verizon, menjual aset medianya, yang mencakup kedua perusahaan tersebut kepada perusahaan ekuitas swasta AS dalam kesepakatan senilai 5 miliar dolar AS, dilansir di BBC, Selasa (4/5).

Verizon membeli Yahoo pada 2017 dan AOL pada 2015 dengan harga gabungan 9 miliar dolar AS. Yahoo dan AOL pernah menjadi pelopor, tetapi kemudian dibayangi oleh perusahaan, seperti Google dan Facebook.

Di bawah penjualan aset media ke Apollo Global Management, Verizon akan mempertahankan 10 persen saham di divisi tersebut. Verizon membeli kedua merek tersebut dengan harapan dapat segera masuk ke pasar periklanan digital, percaya bahwa mereka masih memiliki cukup resonansi dengan konsumen.

Yahoo dan AOL adalah pelopor dalam menawarkan berbagai layanan web gratis dan informatif kepada konsumen, jauh sebelum Google muncul. Dengan menyediakan layanan web mail dan chat messenger gratis, kedua perusahaan tersebut memiliki landasan untuk periklanan online di pasar karena sebagian besar pengguna internet pada awal tahun 2000-an mengakses situs web dan perangkat lunak mereka setiap hari.

Yahoo juga menyediakan segalanya mulai dari berita, laporan cuaca, hasil olahraga, dan tanggal rilis film ke papan pesan, versi eBay-nya sendiri Yahoo!Auctions, dan data pasar secara real time.

Baca juga : Warkop DKI Dibuat dalam Versi Kartun

Namun, selama dekade terakhir, Yahoo dan AOL telah menghadapi perjuangan berat melawan rival yang lebih kuat, seperti Google, Bing, Facebook, Twitter, ESPN, Fandango, dan Weather.com karena pasar internet yang jenuh.

Verizon juga membuat kesalahan dengan gagal mengakuisisi saham ekuitas Yahoo di raksasa e-commerce China Alibaba, serta Yahoo Jepang, di mana Yahoo! Auctions masih berkembang pesat.

 

Apollo mengatakan masih ada peluang besar untuk membangun kedua merek tersebut menjadi media digital dan pembangkit tenaga iklan online.

"Kami sangat percaya pada prospek pertumbuhan Yahoo dan penarik makro yang mendorong pertumbuhan di media digital, teknologi periklanan, dan platform internet konsumen," ujar David Sambur, co-chief Apollo.

Verizon membeli Yahoo untuk menggabungkan aset pencarian, email dan messenger, serta alat teknologi periklanannya, dengan platform AOL.

Namun penjualan itu dibayangi segera setelah terungkap Yahoo telah menjadi sasaran dua serangan dunia maya besar-besaran. Verizon akhirnya menegosiasikan potongan harga 350 juta dolar AS untuk akuisisi tersebut.

Namun, saat ini halaman muka Yahoo masih menarik banyak pengunjung, karena netizen memeriksa Yahoo! Mail.

Merek ini dianggap sebagai salah satu agregator berita teratas di internet, dan merupakan situs web kesebelas yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan 3,8 miliar kunjungan selama enam bulan terakhir, menurut platform analisis web SimilarWeb.

 

Penjualan oleh Verizon terjadi setelah membuang platform blog Tumblr pada 2019 dan situs web berita HuffPost tahun lalu. 

 
Berita Terpopuler