Zainadine Johnson: Muslim di Masjid Berbeda dengan di TV

Di masjid, Zainadine melihat setiap Muslim tersenyum berbeda dengan di TV

Dok Istimewa
Zainadine Johnson memeluk Islam setelah melalui proses pencarian panjang.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  SIDNEY -- Imam Zainadine Johnson meyakini ajaran agama Islam yang telah menempatkannya di tempat yang tidak terbayangkan oleh banyak orang Australia.

Baca Juga

Dia dibesarkan di Brisbane, bermain liga rugby untuk Mitchelton dan menghabiskan musim panasnya dengan berselancar di Sunshine Coast. 

Keterampilannya bermain rugby membuatnya mendapatkan penghargaan perwakilan sekolah. Dia ingat pernah menjadi kapten tim junior Mitchelton Panthers dan memenangkan tiga gelar perdana menteri berturut-turut dengan klubnya.

Ketaatannya terhadap agama Kristen ditegaskan dengan kehadirannya yang rutin di gereja Presbiterian.

Setelah sekolah selesai, dia pindah ke Sunshine Coast untuk mencari pekerjaan dan berselancar. "Saya berselancar tiga kali sehari," kata Imam Zainadine, dilansir dari laman Sunshine Coast Daily, Senin (3/5).

 

 

"Itu adalah hasratku. Kami biasa bepergian dan berburu ombak," ujarnya.

Imam Zainadine awalnya tidak tahu apa-apa tentang Islam. Tapi sebuah insiden di usia 20-an, yang tidak ingin dia bicarakan membawa perubahan.

"Sesuatu terjadi dalam hidup saya yang mendorong saya untuk menjadi orang yang lebih baik dan mencoba menemukan petunjuk dalam hidup," katanya.

Dia juga melihat teman-temannya, laki-laki berusia 20-an, meninggal karena overdosis narkoba, mengemudi dalam keadaan mabuk dan bunuh diri.

"Saya merasa jika kamu terus berjalan seperti ini, kamu sedang menuju ke arah yang sama," ujarnya.

Dia pindah ke Gold Coast sekitar tahun 1998 dan fokus menjadi peselancar profesional. "Saya mencoba mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi," jelasnya.

Dia bertemu dengan calon istri Katoliknya, Fernanda Gonzalez, seorang mahasiswa internasional dari Columbia. Mereka menikah pada tahun 1999 dan putra pertama mereka lahir tak lama kemudian.

 

 

Saat itu ia bekerja sebagai konsultan di bidang pinjaman investasi. Imam Zainadine mulai pergi ke gereja Katolik setiap Ahad dan membaca Alkitab.

Itu membantunya tetapi rasanya tidak seperti yang dia cari. "Saya ingin menjadi seperti Yesus. Saya pikir dia benar-benar pria yang hidup bersih dan pria yang baik," ujarnya.

Istri Imam Zainadine berteman dengan beberapa mahasiswa Muslim. "Kami mengundang Muslim ke rumah kami dan kami duduk bersama mereka sebentar," katanya.

Imam Zainadine ingin mencari tahu tentang Muslim. "Karena saat itu ada propaganda yang membuat Muslim terlihat seperti iblis," ujarnya.

Tapi Imam Zainadine menemukan orang-orang Muslim adalah orang normal. Bahkan Muslim membuatnya terkesan.

Dia sudah berhenti minum alkohol pada tahap itu dalam hidupnya. "Sangat sulit menemukan pasangan yang tidak minum alkohol," ujarnya.

 

 

Dia bermain sepak bola dengan teman-teman Muslimnya dan setelah itu mulai bertanya tentang Islam. Gagasan menyembah Tuhan sendiri dan tidak menghubungkan salah satu rekannya dalam penyembahan menarik baginya.

"Islam menempatkan Yesus sebagai Nabi utusan Tuhan, tapi bukan (sebagai) Tuhan," katanya.

Dia membaca buku-buku tentang Nabi Muhammad dan Islam sebelum pergi ke masjid Labrador untuk bertemu dengan Imam. 

"Hal yang saya ingat tentang masjid adalah semua orang tersenyum, yang sangat berbeda dengan apa yang kalian lihat di TV," jelasnya.

Istrinya juga tertarik pada Islam sehingga pada April tahun 2000 mereka menjadi Muslim. Menyampaikan berita kepada keluarganya bahwa mereka telah memelluk Islam bukanlah proses yang mulus.

Sebelumnya, ibu Imam Zainadine telah menyuruhnya untuk memilih agama, tapi bukan Islam. "Saya ingat itu setelah saya menjadi Muslim. Selama sekitar empat bulan aku tidak memberitahunya," ujarnya.

 

 

Dia malah mulai mempraktikkan ajaran Islam dengan mengunjungi ibunya lebih teratur dan membantunya. Itu adalah sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Ketika tiba waktu sholat, istrinya akan membuat ibunya sibuk sementara dia menyelinap ke kamar untuk sholat. Dia melakukan hal yang sama untuk istrinya.

Imam Zainadine merasa lega dengan reaksi ibunya ketika akhirnya dia memberi tahu ibunya tentang kebenarannya.

"Dia berkata, saya telah memperhatikan sesuatu yang berubah dalam hidup kamu dan saya pikir itu menjadi lebih baik," kata Imam Zainadine menirukan perkataan ibunya. 

 

Dia mengubah nama depannya dari Zean menjadi Zainadine dan istrinya mengubah namanya menjadi Eman. Mereka berdua menyimpan nama belakang mereka.

 
Berita Terpopuler