Menghadapi Covid-19 dengan Tetap Percaya kepada Allah

Sesungguhnya Allah yang memberikan cobaan.

AP/Jorge Saenz
Menghadapi Covid-19 dengan Tetap Percaya kepada Allah. Seorang pasien COVID-19 terbaring di ICU Rumah Sakit Nasional di Itaugua, Paraguay, Rabu, 28 April 2021.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pria lanjut usia terbaring di ICU rumah sakit. Dia terengah-engah dan di kelilingi oleh perawat dengan perlengkapan pelindung penuh. Dia menggunakan oksigen dan diisolasi dari keluarganya.

Baca Juga

Di Kalifornia Selatan, 1 dari 4 orang menderita Covid-19. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki gejala, tetapi banyak yang meninggal setelah terinfeksi Covid-19. Perawat sangat sibuk dan kelelahan karena begitu banyaknya pasien.

Mereka harus bisa menenangkan pasien dengan tetap memasang ventilator. Namun saat nyawa pasien tidak tertolong, mereka harus kembali memberitahukan keluarga pasien untuk mengucapkan selamat tinggal.

Tidak ada cara mengetahui siapa yang akan bertahan atau menyerah. Tidak ada cara mengucapkan selamat tinggal, bahkan tidak ada cukup ruang di kamar mayat untuk menampung jenazah. Serta tidak ada pemakaman yang layak. 

Lalu bagaimana bagi seorang Muslim menghadapi situasi ini?

 

Dilansir dari About Islam, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika Anda mendengar ada wabah penyakit di suatu negeri, maka janganlah memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu negeri kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan negeri itu," (Al-Bukhari & Muslim).

Beberapa percaya wabah tersebut adalah bagian dari alam, dan alam menjalankannya. Tapi Allah bisa mempermudah kita jika kita beriman. Kita hanya perlu meyakini Allah memiliki rencana atas terjadinya wabah tersebut.

Allah memerintahkan hamba-Nya beribadah dan harus menjaga diri kita sendiri secara fisik maupun mental. Bukan hanya itu, dengan menjaga diri kita, artinya kita juga memiliki tanggung jawab untuk orang yang kita cintai.

Di Amerika Serikat, penyebab utama kematian adalah serangan jantung, diabetes, dan obesitas. Di mana semua penyakit tersebut dapat dicegah dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan.

Selain itu, sebagai orang yang beriman dapat menjaga tingkat stres dengan terus berdoa, berdzikir, dan meditasi setiap hari. Nabi Muhammad SAW mengatakan kepada umatnya tidak makan secara berlebihan, makan makanan yang sehat, dan minum air.

 

"Sesunguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang menerima pahala mereka tanpa batas," (QS. Az-Zumar ayat 10).

Mereka yang sangat menderita karena penyakit yang menimpanya, sebaiknya sabar dan percaya kepada Allah penyakit tersebut dapat mengampuni dosa-dosanya. Jika mereka meninggal, maka meninggal sebagai syahid dan akan bergabung dengan para Nabi dan sahabat.

Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Keberadaan mereka di kehidupan selanjutnya jauh lebih mudah daripada kehidupan saat ini. Kita harus berharap untuk itu, dan menjalani kehidupan yang baik dengan integritas, dan kesopanan, mengikuti Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad.

Sebagai contoh, seorang wanita kini menjanda setelah kehilangan suaminya yang meninggal karena Covid. Sedangkan ia memiliki anak yang masih kecil-kecil. Janda miskin tersebut tidak menemukan tujuan hidup. Dia merasakan kesedihan yang luar biasa.

Allah bersabda "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa  apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah, mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dengan ketaatan dan percaya kepada-Ku, dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah ayat 186).

 

Allah berfirman, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Tetapi berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar dalam kesusahan, yang dalam musibah menimpa mereka, Katakanlah: Sesungguhnya kepada Allah kami akan kembali, merekalah yang dianugerahkan berkah dan rahmat pemelihara mereka, dan merekalah yang berada di jalan yang benar." (QS. Al-Baqarah ayat 155).

Kita tidak bisa mempercayai Allah jika kita hidup dalam ketakutan. Jadi, terimalah Allah akan bertanggung jawab atas segalanya. Berdamailah dengan itu, dan dengan bencana apapun.

Jika kita hanya mempercayai-Nya, kita akan menemukan kedamaian. Dia adalah penghibur kita, lebih dekat dari hati kita sendiri.

 

https://aboutislam.net/reading-islam/how-to-face-covid-with-faith-in-allah/

 
Berita Terpopuler