Ustadz Abdul Somad Jelaskan Makna di Balik Doa Qunut

Penting untuk terus meminta hidayah kepada Allah SWT.

Republika/Putra M. Akbar
Ustadz Abdul Somad Jelaskan Makna di Balik Doa Qunut
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TELUN KENAS -- Ustadz Abdul Somad Batubara atau akrab disapa UAS menjelaskan 12 makna yang terkandung di balik doa qunut. Dalam ceramahnya di Tenun Kenas, Sumatra Utara, ia menuturkan satu per satu makna di balik bacaan qunut. 

Baca Juga

للّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ

“Berikanlah kami hidayah sebagaimana kau berikan hidayah kepada orang-orang sebelum kami.” 

Hidayah, kata UAS, adalah tanda yang diberikan Allah SWT kepada manusia agar mereka dapat berjalan di jalan yang benar. Sedangkan, orang-orang yang mendapatkan hidayah disebut muhtadin

Pendakwah berdarah Melayu ini mengatakan, penting untuk terus meminta hidayah kepada Allah SWT agar menjaga hati tetap dan terus lurus. “Hati manusia selalu berubah-ubah, gampang tergoda, maka penting untuk terus meminta hidayah dan bimbingan Allah SWT agar kita tidak tersesat,” ujarnya yang dikutip Republika.co.id dari ceramah virtual yang diunggah dalam saluran Youtube Ustadz Abdul Somad Official, Jumat (23/4).  

وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ

“Berikan kami kesehatan sebagaimana engkau berikan pada orang-orang sebelum kami.”

Kata ‘Afait’, kata UAS, bermakna kesehatan atau kebaikan secara menyeluruh, baik fisik, rohani, maupun lainnya. “Maka, yang dinamakan sehat walafiat adalah keadaan di mana dia sehat dan baik fisik, mental, dan perkara lain,” ujarnya menjelaskan.  

 

وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ

“Berikanlah kami pertolongan sebagaimana engkau beri orang-orang sebelum kami pengampunan.”

UAS menegaskan tidak ada yang dapat membuka pintu pertolongan selain Allah SWT. Begitu juga pintu keberkahan dan nikmat, tidak ada yang bisa membukanya kecuali dengan izin Allah SWT. 

“Jika Allah SWT telah menimpakan musibah, penyakit, tak ada yang bisa menolong kecuali Dia, begitu juga ketika Allah SWT ingin memberikan nikmat, berkah, maka tidak ada yang bisa menghalangi atau menolak,” katanya.

وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ 

“Berikanlah keberkahan kepada kami sebagaimana engkau karuniakan pada mereka sebelum kami.”

Meminta keberkahan atas segala sesuatu penting dilakukan, kata UAS, karena melalui keberkahan yang diberikan Allah SWT, segala rezeki dan nikmat yang diterima akan terasa lebih dari cukup. 

 

وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ

“Jagalah kami dari takdir yang tidak baik.”

UAS menjelaskan, pada dasarnya setiap manusia memiliki kemungkinan tertimpa kesialan, takdir buruk atau marabahaya, maka sangat perlu untuk terus memanjatkan doa agar diberi perlindungan dan penjagaan dari Sang Pencipta. 

Adapun dari lima poin tadi, semuanya adalah doa dan perlu diaminkan oleh makmum ketika sholat Subuh berjamaah. Doa-doa tadi juga dibaca secara lantang, kata UAS, berbeda dengan bacaan selanjutnya yang dibaca secara pelan, karena bukan termasuk doa, melainkan puji-pujian kepada Allah SWT.

فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ

“Engkau yang memutuskan perkaraku dan tidak ada yang memutuskan perkara Engkau.” 

“Allah dapat memutuskan segala perkara manusia, tapi tidak ada satu manusia pun yang dapat memutuskan perkara Allah karena Dia adalah Hakim dari semua hakim. Maka dari itu, jangan sombong, jangan angkuh karena segala perkara Allah yang memutuskan,” ujar UAS.

 

وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ

“Jika Allah SWT tidak menjatuhkan/menghinakan, maka tidak ada yang bisa merendahkannya.”

UAS mengingatkan Allah SWT adalah penentu tinggi dan rendahnya derajat manusia. "Ketika Allah mencintai kita, derajat kita akan ditinggikan, dan tidak akan ada yang mampu menjatuhkan kita kecuali Allah SWT," ujarnya menjelaskan. 

“Maka, jangan sombong saat di atas, saat kaya, saya menjabat posisi tinggi karena sesungguhnya yang menaikkan derajat kita adalah Allah SWT.  Siapa yang dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT, maka tidak ada yang bisa menariknya turun, begitu juga sebaliknya,” tuturnya. 

وَلاَ يَعِوَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ

“Tidak ada yang mulia orang yang Allah SWT musuhi."

“Jika ada orang yang menjatuhkan kita, haters, tukang bully, pemfitnah, tapi kalau Allah tetap meninggikan derajat kita, maka kita tidak akan jatuh, begitu juga sebaliknya, meski kita diagungkan, dipuji, tapi kalau Allah SWT sudah rendahkan derajat kita, maka tetaplah hina kita. Karena Allah SWT yang menaikkan, menjatuhkan, memuliakan, dan menghinakan derajat manusia,” ujar UAS menjelaskan.

تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

“Engkau sajalah yang Maha Tinggi, Agung, dan Mulia.” 

Segala pujian, kecantikan, kekayaan, ketampanan, kemuliaan yang diperoleh, tidak lain adalah karena izin dan pemberian Allah SWT, ujar UAS. 

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ 

“Segala puja-puji hanya milik Allah SWT.” 

“Jangan mau disanjung, dan sadarlah kalau segala pujian hanya milik Allah SWT,” ujar UAS mengingatkan. 

وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

“Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertobat kepada Engkau.” 

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 

“(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya."

 

“Poin kesebelas tadi tidak akan diterima, jika tidak dilanjutkan dengan poin kedua belas. Karena poin terakhir ini adalah pelengkap dari segala doa dan pujian dalam qunut yang berisi pujian kepada orang yang paling dicintai Allah SWT, Muhammad SAW,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler