Krisis Oksigen, RS India Kelimpungan Hadapi Pasien Covid-19

Sejumlah pasien Covid-19 di India meninggal dunia karena tidak mendapatkan oksigen.

AP/Manish Swarup
Orang-orang dengan pakaian pelindung pribadi menunggu di luar kamar mayat untuk mengambil jenazah kerabat mereka yang meninggal karena virus corona, di New Delhi, India, Senin, 19 April 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Enam rumah sakit di ibu kota India, New Delhi kehabisan oksigen. Para dokter mengatakan, rumah sakit lain memiliki persediaan oksigen untuk beberapa jam.

Baca Juga

Sejumlah pasien Covid-19 meninggal dunia karena tidak mendapatkan oksigen. Sementara lebih dari 99 persen dari semua tempat tidur di perawatan intensif di seluruh rumah sakit telah penuh.

India mencatat penghitungan harian tertinggi di dunia pada Kamis (22/4), yaitu mencapai 314.835 kasus virus corona dan kematian meningkat 2.104.

Staiun televisi NDTV Delhi melaporkan, otoritas negara menghentikan pengiriman tanki oksigen ke negara bagian lain. Sementara beberapa fasilitas dituduh menimbun persediaan oksigen.

Politisi India Saurabh Bharadwaj, yang dirawat di rumah sakit Delhi karena Covid-19, memposting permohonan bantuan dalam bahasa Hindi di Twitter. Dia mengatakan, persediaan oksigen di rumah sakit tempat dia dirawat hanya memiliki suplai oksigen untuk tiga jam ke depan.

“Banyak orang yang bergantung pada oksigen dan tanpa oksigen, orang-orang ini akan mati, seperti ikan mati jika tidak ada air. Saatnua bagi semua untuk bekerja sama," ujar Bharadwaj.

BBC melaporkan, Delhi dikenal memiliki salah satu fasilitas perawatan kesehatan terbaik di India. Tetapi rumah sakit di Delhi mulai bertekuk lutut oleh lonjakan kasus virus corona.

Baca juga : 127 WNA India Masuk ke Indonesia Gunakan Pesawat Carter

Kekurangan suplai oksigen membuat situasi di rumah sakit menjadi tidak terkendali. Seorang dokter yang bekerja di rumah sakit pemerintah di selatan Indiamengatakan ketegangan semakin meningkat.

"Pasien mencoba memukul dokter. Mereka menyalahkan dokter atas segalanya dan bahkan manajemen (rumah sakit) juga menyalahkan para dokter. Ini adalah lingkungan yang membuat stres," ujar dokter yang tidak mau disebutkan namanya.

"Saat ini 99 persen oksigen sudah terpakai, dan hanya tersisa 1 persen. Ini situasi yang sangat menyedihkan," ujar dokter tersebut menambahkan.

 

Peningkatan kematian akibat virus corona membuat keluarga menunggu selama berjam-jam untuk melakukan upacara pemakaman. Kantor berita Reuters melaporkan, satu krematorium Delhi terpaksa membangun tumpukan kayu di tempat parkir untuk mengatasi jumlah jenazah yang datang. Krematorium mengadakan kremasi massal, dan tanpa henti di beberapa kota.

"Selama fase pertama virus korona, rata-rata di sini adalah delapan hingga 10, satu hari mencapai 18. Tapi hari ini situasinya sangat buruk. Tadi malam kami mengkremasi 78 jenazah," ujar Jitender Singh Shunty, yang menjalankan krematorium di timur laut Delhi, kepada Reuters.

"Empat kali lebih mengerikan virus corona ini. Banyak jenazah di sekitar, menunggu. Kami tidak punya tempat tersisa di krematorium untuk mengkremasi mereka. Ini saat yang sangat buruk," kata Shunty. 

 
Berita Terpopuler