Waspadai Risiko Tidur Terlalu Sedikit pada Usia 50-an

Durasi tidur yang singkat merupakan faktor tunggal dalam peningkatan risiko demensia.

pixabay
Ilustrasi Demensia
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang berusia di atas 50 tahun perlu lebih memperhatikan kecukupan tidur mereka di malam hari. Durasi tidur yang terlalu sedikit di rentang usia ini dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia di masa mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Paris melalui jurnal Nature Communications. Studi yang mereka lakukan melibatkan hampir 8.000 warga Inggris selama 25 tahun.

Hasil studi menunjukkan bahwa individu berusia di atas 50 tahun yang secara konsisten memiliki durasi tidur malam enam jam atau lebih sedikit mengalami peningkatan risiko terhadap demensia di usia tua. Peningkatan risiko demensia ini tercatat sekitar 30 persen.

Durasi tidur yang singkat merupakan faktor tunggal dalam peningkatan risiko ini. Peningkatan risiko tetap terjadi pada mereka yang memiliki durasi tidur malam singkat, terlepas dari ada atau tidaknya faktor risiko lain yang menyertai seperti masalah jantung, pola makan yang buruk, kesehatan mental yang kurang baik, atau kebiasaan merokok.

Seperti dilansir NewDaily, peneliti mengungkapkan bahwa studi ini belum bisa menjadi bukti bahwa kurang tidur merpakan penyebab demensia. Akan tetapi, studi ini memberikan bukti bahwa kurang tidur yang konsisten dapat berkontribusi terhadap terjadinya gangguan otak seperti demensia.

"Ini memperkuat bukti bahwa kurang tidur di usia paruh baya dapat (berkontribusi) dalam terjadinya demensia atau perburukannya di usia lanjut," jelas Elizabeth Coulthard dari University of Bristol yang tak terlibat dalam studi ini, seperti dilansir New Atlas.

Demensia merupakan sindrom di mana terjadi penurunan daya ingat...

Seperti diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demensia merupakan sindrom di mana terjadi penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, perilaku, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jenis demensia yang paling banyak terjadi adalah penyakit Alzheimer yang mencakup sekitar 60-70 persen dari total kasus demensia.

Demensia merupakan salah satu penyebab utama disabilitas dan ketergantungan pada orang berusia lanjut di dunia. Demensia juga memiliki dampak terhadap fisik, psikologis, sosial, hingga ekonomi. Dampak ini tak hanya mengenai pasien demensia tetapi juga keluarga atau orang-orang yang mengurus pasien demensia. Demensia memang banyak dialami oleh orang berusia lanjut. Akan tetapi, demensia bukan bagian alami dari proses penuaan.

Berdasarkan data dari WHO, ada sekitar 50 juta orang di dunia yang mengalami demensia. Penambahan kasus baru demensia di dunia mencapai hampir 10 juta kasus per tahun.

Tanda awal dari demensia seringkali tak disadari karena kemunculannya terjadi secara bertahap. Beberapa gejala awal yang umum pada demensia adalah mudah lupa, lupa waktu, dan bisa tersesat di tempat yang sudah dikenal.

Terkait tidur, studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal juga menyorti pentingnya tidur bagi kesehatan. Studi ini menunjukkan bahwa gangguan tidur berat dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga hampir dua kali lipat pada perempuan.

 
Berita Terpopuler