Tips Berbuka Puasa dan Sahur Selama Ramadhan

Yang jelas jangan membuat sistem pencernaan kaget.

AP Photo/Wong Maye-E
Tips Berbuka Puasa dan Sahur Selama Ramadhan
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang ada yang berbuka puasa dengan melahap banyak makanan berat. Mulai dari es, gorengan, sampai hidangan utama. Namun, apakah kebiasaan itu baik?

Baca Juga

Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Katrin Roosita menjelaskan cara berbuka puasa seperti 'balas dendam' tidak baik. Berbuka puasa bisa dimulai dengan makanan ringan lalu disusul dengan hidangan utama setelah sholat maghrib atau sholat tarawih.

“Yang jelas jangan membuat sistem pencernaan kaget. Makan makanan ringan usai sholat berarti enzim dalam tubuh sudah siap sehingga itu menjadi pemancing makan hidangan utama. Jadi, jeda antara sholat maghrib lalu zikir itu sudah cukup,” kata Katrin kepada Republika.co.id, Kamis (8/4).

Namun, Katrin juga mengatakan sebenarnya hal itu bisa tergantung dari kebiasaan setiap orang. Jadi, kalau orang tersebut sudah terbiasa, tidak apa-apa. Akan tetapi, lebih baik tidak langsung makan hidangan berat.

“Umumnya, yang lebih baik itu makanan berat dalam arti terlalu banyak makanan masuk ke dalam saluran pencernaan saat kondisi enzim di perut sudah siap. Tapi ada juga orang yang makannya sedikit. Selama tidak memberatkan sistem pencernaan dalam jumlah yang tidak berlebihan tidak apa-apa,” ujar dia.

Baca juga : Jokowi Teken Keppres Cuti Bersama untuk ASN Tahun 2021

Saat berbuka puasa, bisa dimulai dengan makanan manis seperti yang Rasulullah anjurkan, yaitu makan kurma. Sebab, kurma mengandung zak fruktosa yang baik untuk tubuh karena dapat menyerap dengan mudah ketika perut sedang kosong.

Baiknya, fruktosa tidak langsung cepat menaikkan gula darah. Jadi, gula yang berasal dari kurma dan buah lain itu lebih baik.

 

Ketika sahur, Katrin menganjurkan tidak mengonsumsi terlalu banyak makanan manis. Sebab, makanan manis yang mengandung gula sederhana akan membuat cepat lapar.

Saat sahur juga tidak dianjurkan minum air putih terlalu banyak. Minum air putih kata dia harus sesuai dengan kebutuhan, normalnya adalah delapan gelas dalam sehari.

“Bisa diatur itu misalnya antara buka sampai sholat isya satu setengah gelas. Kemudian sebelum tidur lalu nanti malam saat mau tahajud bisa minum. Tidak terlalu disarankan banyak minum, secukupnya saja,” ucap dia.

Lebih lanjut, Katrin mengatakan konsumsi vitamin perlu diperhatikan berdasarkan kebutuhan. Jika kombinasi makanan sudah cukup sayur, buah, tidak terlalu banyak mengonsumsi gorengan atau makanan olahan, tidak diharuskan minum suplemen. Kecuali, bagi mereka yang sedang dalam periode penyembuhan atau sakit, misalnya terinfeksi Covid-19, itu boleh.

Untuk waktunya, Katrin mengatakan kapan saja bisa. Namun, untuk beberapa vitamin yang berdosis tinggi perlu diperhatikan. Tidak baik jika minum vitamin, misalnya langsung setelah buka puasa. Itu bisa menyebabkan masalah gangguan pencernaan. Agar lebih baik, pilih setelah makan.

“Ada beberapa zat gizi menjadi suplemen yang akan lebih bagus jika ada dalam sayuran atau buah yang kita makan. Misalnya, zat besi agar kita tidak kurang darah atau anemia, solusinya kita perlu cukup mengonsumsi makanan yang mengandung protein,” ucap dia.

 
Berita Terpopuler