China Laporkan Wabah Demam Babi Afrika di Xinjiang

Babi hidup yang tersisa di daerah terdampak dimusnahkan

Pixabay
Demam babi Afrika menjangkit babi ternak.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan wabah demam babi Afrika di wilayah Xinjiang. Pemusnahan terhadap babi dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. 

Baca Juga

Wabah itu terjadi di peternakan Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang dengan 599 babi. "Sebanyak 33 babi terinfeksi dan enam mati," kata Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan China dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/4). 

Ia mengungkapkan, babi hidup yang tersisa di daerah terdampak dimusnahkan. Menurut sumber industri dan analis, gelombang wabah demam babi Afrika tahun ini telah memusnahkan setidaknya 20 persen dari kawanan pembiakan di China utara. Hal itu melebihi perkiraan kerugian dan meningkatkan kekhawatiran tentang potensi dampak lebih lanjut di selatan.

Perkiraan menunjukkan sejauh mana penyebaran penyakit pada kuartal pertama 2021 setelah lebih dari satu tahun penurunan wabah, menandai kemunduran signifikan bagi upaya China mengisi kembali kawanan babi setelah demam babi Afrika mencapai negara itu pada Agustus 2018. Kala itu, Negeri Tirai Bambu memusnahkan 50 persen babi miliknya dalam setahun.

Dampak virus melambat pada akhir 2019. Hal itu karena jumlah babi turun dan produsen besar belajar meminimalkan penyebarannya dengan menyingkirkan babi yang terinfeksi dari kawanannya lebih awal. Dalam industri proses itu disebut "pencabutan gigi".

 
Berita Terpopuler