Keluarga dengan Lansia Jangan Cuek Vaksinasi Covid-19

Masyarakat diminta membawa lansia untuk divaksinasi Covid-19.

Antara/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis menyuntikan vaksin kepada lansia secara drive thru di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). XL Axiata bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Depok menggelar program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili Depok dan sekitarnya secara drive thru.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah memulai vaksinasi Covid-19 tahap II untuk kelompok sasaran lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) meminta masyarakat yang memiliki anggota keluarga lansia supaya jangan cuek.

"Kami mesti gugah putra putri yang punya anggota keluarga lansia supaya jangan cuek atau menganggap enteng. Sebab, lansia kalau terkena infeksi Covid-19, sekitar 40 persen di antaranya akan meninggal dunia," kata Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro, saat konferensi virtual KPCPEN bertema "Partisipasi Lansia, Tugas Bersama", Selasa (31/3).

Ia menambahkan, tingginya kematian akibat Covid-19 pada kelompok renta bukan hanya karena sebelumnya mereka memiliki penyakit penyerta (komorbid) melainkan juga daya tahan tubuh yang sudah menurun. Banyaknya kematian pada lansia ini, dia melanjutkan, membuat pemerintah menjadikan lansia prioritas penerima vaksin di tahap kedua.

Baca Juga

Kini, dia melanjutkan, ada dua vaksin Covid-19 yang ada di Tanah Air yaitu Sinovac dan Astra Zeneca. "Meski menggunakan platform berbeda tetapi dua vaksin ini dalam memberikan antibodi keamanan tidak terlalu beda jauh," katanya.

Ia menambahkan, vaksin Sinovac telah dipakai sejak Januari dan hasilnya cukup memuaskan dalam keamanan. Kemudian, dia mengakui, AstraZeneca memang memiliki efek samping lokal sedikit bengkak, merah, nyeri, kemudian reaksi sistemik sedikit demam, nyeri otot atau lemas tidak bergairah, kemudian ada yang mual, namun gejalanya bersifat ringan.

Artinya, dia melanjutkan, mereka yang mengalami efem samping usai disuntik vaksin jenis AstraZdneca akan sembuh dalam satu atau dua hari.
"Jadi, efek samping vaksin cukup ringan dibandingkan yang masuk rumah sakit atau sampai meninggal dunia karena tidak divaksin. Ini yang perlu diperhatikan," ujarnya.

Kendati demikian, ia meminta lansia terlebih dahulu bisa berkomunikasi mengenai komorbid sebelum divaksin. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dia melanjutkan, telah menyederhanakan kriteria lansia renta yang bisa divaksin.

 
Berita Terpopuler