Diplomat China Ejek Trudeau 'Anjing Pengikut' Setia AS

Trudeau dianggap sosok yang bersalah atas rusaknya hubungan diplomatik China-Kanada.

Justin Tang / The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang diplomat China menganggap Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sebagai "bocah" dalam serangan media sosial. Hal ini menandai titik terendah baru dalam hubungan yang retak antara kedua negara.

Trudeau menjadi sasaran serangan dari Konsul Jenderal China untuk Rio de Janeiro, Li Yang yang menyalahkannya atas krisis diplomatik. China dan Kanada telah bentrok berulang kali dalam beberapa bulan terakhir ini.

"'Boy', pencapaian terbesar Anda adalah telah merusak hubungan persahabatan antara China dan Kanada, dan telah mengubah Kanada menjadi 'anjing pengikut' AS," ujar Li Yang melalui akun Twitter pribadinya dikutip laman the Guardian, Selasa (30/3).

Istilah merendahkan 'anjing pengikut', peninggalan Maois Cina, sering digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang tunduk pada negara-negara seperti Amerika Serikat (AS). Cicitan di Twitter Li memang kerap bersifat agresif, dengan sasaran kekerasan senjata, warisan perbudakan di AS, dan perlakuan terhadap pencari suaka. Namun Trudeau adalah satu-satunya pemimpin yang dipilihnya untuk diejek.

Baca Juga

Baca Juga: Terima Kasih Palestina Atas Vaksin dari China

Mantan duta besar Kanada untuk China David Mulroney menilai komentar Li menandai jeda yang langka dan mengganggu dari pernyataan publik oleh pejabat pemerintah, "(Tweet Li) adalah kegagalan luar biasa dalam diplomasi digital Cina dan kekuatan lunak," ujarnya.

"Seolah-olah seseorang telah memutuskan bahwa tidak apa-apa untuk mengumpat seseorang atau mereka tidak dapat menahannya. Masalah pertama, yang kedua mengkhawatirkan," ujarnya menambahkan.


Ledakan kemarahan diplomat terjadi ketika Kanada, AS, Inggris, dan Uni Eropa meningkatkan kritik mereka terhadap perlakuan terhadap Muslim Uighur di wilayah Xinjiang. Pekan lalu, kelompok negara itu menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas pelanggaran hak asasi manusia.

Sebagai tanggapan, China memberikan sanksi pembalasan terhadap anggota parlemen oposisi Kanada Michael Chong, seorang kritikus setia terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Chong kemudian mengatakan, bahwa dia bermaksud untuk "memakai [sanksi] sebagai lencana kehormatan".

Kementerian luar negeri Kanada juga mengutuk sanksi tersebut dan menyebutnya sebagai "serangan" terhadap kebebasan berekspresi. Kemudian, ketegangan Kanada dan China meningkat tentang upaya lebih dari dua tahun pembebasan warga negara Kanada Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang menurut pejabat Kanada adalah korban diplomasi sandera China.

Pembebasan Meng Wanzhou

Sementara itu, China menuntut pembebasan eksekutif Huawei Meng Wanzhou, yang ditangkap di Vancouver atas surat perintah penangkapan AS pada 2018. Baik Kovrig dan Spavor belum lama ini menghadapi persidangan karena spionase di pengadilan China. Tidak ada putusan yang diberikan dan persidangan tertutup itu secara luas dikritik oleh para diplomat.

Meng dengan sengit menentang ekstradisinya ke AS yang membuat kasus ini bakal lama. Para ahli mengatakan, China semakin frustrasi atas penahanannya dan bersedia mengambil tindakan tegas untuk menjamin pembebasan Meng.

Selain menyerang Trudeau, Li menggunakan Twitter untuk menyerang kemerdekaan peradilan Kanada. Dia menyebut keputusan Ottawa untuk menghormati permintaan ekstradisi dan menangkap eksekutif telekomunikasi Meng sebagai "hal kotor". Dia mengatakan, bahwa Kanada, bukan Cina adalah "penyandera".

 
Berita Terpopuler