Indonesia Target 10 Besar Olimpiade 2032

Indonesia ditargetkan masuk 10 besar Olimpiade 2032.

Kemenpora
Menpora Zainudin Amali ke IBL Camp 2021 Sabtu (13/3) di Robinson Resort Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Rep: Sapto Andika Candra Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mulai mematangkan penyusunan desain besar (grand design) olahraga nasional yang selama ini belum dimiliki Indonesia. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menjelaskan, desain besar mencakup perbaikan pembinaan atlet dari hulu ke hilir dan review menyeluruh terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga.

Baca Juga

Salah satu targetnya, memasukkan Indonesia dalam peringkat 10 besar olimpiade dan paralimpiade tahun 2032 mendatang.

"Juga penggunaan big data, selain itu juga arahan bapak Presiden tentang menjadikan sport science sebagai unsur utama di dalam pembinaan olahraga nasional," kata Zainudin dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Senin (15/3). 

Desain besar olahraga nasional ini, imbuh Zainudin, tidak hanya disusun Kemenpora sendiri. Namun juga menggandeng pemanung kepentingan olahraga nasional seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Komite Paralimpiade Indonesia (NPC), hingga perguruan tinggi dan praktisi olahraga. 

"Desain besar yang kami samapikan ini dari hulu ke hilir, dari sejak kebugaran masyarakat yang menjadi sumber potensi talenta untuk atlet-atlet nasional," kata Zainudin. 

 

 

Rencana jangka pandek yang segera dilakukan, ujar Zainudin, adalah pembangunan 10 sentra pemusatan latihan di beberapa daerah. Pemilihan lokasinya akan disesuaikan dengan potensi yang ada. Kemenpora juga akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggali potensi atlet sejak usia sekolah dasar. 

"Sentra-sentra ini akan berisi anak kita yang punya potensi, yang sudah terseleksi usia SMP, selanjutnya usia SMA kita akan Dorong ke Cibubur tempat SKO kita sekarang dan nanti juga kita sedang mempertimbangkan untuk bisa melihat Hambalang menjadi tempat untuk sentra atlet senior yang siap bertanding," ujar Zainudin menjelaskan. 

Kendati mulai disusun, namun pelaksanaan desain besar olahraga nasional ini butuh konsistensi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Zainudin menyebutkan bahwa pembinaan atlet hingga meraih prestasi perlu waktu minimal 10 tahun atau sekitar 10.000 jam latihan. 

 

Mengacu pada garis waktu yang disiapkan, yakni minimal 10 tahun persiapan, maka Indonesia masih punya waktu yang cukup untuk mengejar perolehan prestasi pada olimpiade dan paralimpiade tahun 2032. Zainudin mengatakan, Indonesia juga menargetkan menang bidding pemilihan tuan rumah olimpiade tahun 2032 mendatang. 

 

"Nah kita tentu tidak hanya ingin menjadi tuan rumah tetapi prestasi juga kita harus torehkan. Oleh karena itu dalam desai besar atau grand design ini kami menargetkan untuk 2032 itu kita berada pada posisi 10 besar, baik untuk olimpiade untuk paraolimpiade atau atlet-atlet disabilitas kita," katanya. 

 
Berita Terpopuler