Kasus Covid-19 di Pangandaran Diklaim Melandai

Penanganan pandemi Covid-19 dapat lebih fokus dengan diterapankannya PPKM mikro.

NOVRIAN ARBI/ANTARA
Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Kabupaten Pangandaran dinilai berhasil menekan angka kasus Covid-19.
Rep: Bayu Adji P Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Kabupaten Pangandaran dinilai berhasil menekan angka kasus Covid-19. Sejak PPKM mikro, Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran mencatat kasus Covid-19 cenderung melandai. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 dapat lebih fokus dengan diterapankannya PPKM mikro. Sebab, fungsi satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 jadi dapat efektif melakukan pengawasan ke tingkat desa.

"Pengawasan semakin fokus, kasus bisa ditekan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/3).

Yani menjelaskan, penerapan PPKM mikro juga dilakukan berbarengan dengan massifnya pelaksanaan operasi yustisi. Dengan begitu, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes), terutama dalam memakai masker, semakin tinggi.

"Jadi kesadaran untuk menggunakan masker itu juga tinggi, akhirnya kasus juga turun," ujar dia.

Ia menambahkan, dinas kesehatan juga terus melakukan penelusuran, pengetesan, dan perawatan (3T/tracing, testing, treatment), ketika ditemukan kasus baru. Alhasil, setiap kasus yang ditemukan dapat ditangani dengan maksimal.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran hingga Kamis (11/3), total kasus terkonfirmasi positif berjumlah 1.178 orang. Sebanyak 1.069 orang telah dinyatakan sembuh, 14 orang masih menjalani isolasi di RSUD Pandega, 71 orang menjalani isolasi mandiri, dan 24 orang meninggal dunia.

Dari data itu, sejak awal Maret hingga saat ini penambahan kasus yang terjadi tak sampai 100 orang. Tercatat, hanya terjadi 86 penambahan kasus sejak 1 Maret hingga 11 Maret.

Kendati demikian, jumlah kasus aktif mengalami peningkatan. Kasus aktif pada 1 Maret tercatat hanya ada 67 kasus. Sementara pada 11 Maret terdapat 85 kasus aktif. 

 
Berita Terpopuler