Pompeo Klaim Orang Saudi Ingin Normalisasi dengan Israel

Arab Saudi menegaskan kebijakannya tidak menjalin hubungan dengan Israel.

AP/Patrick Semansky/AP POOL
Pompeo Klaim Orang Saudi Ingin Normalisasi dengan Israel. Mantan menteri luar negeri AS Mike Pompeo.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan banyak orang di Arab Saudi menginginkan hubungan normal dengan Israel. Ia menyuarakan harapan kerajaan akan bergabung dengan Perjanjian Abraham yang disepakati selama pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga

Pompeo, yang menjabat sebagai direktur CIA dan diplomat top Trump, membuat komentar dalam rekaman video pidato untuk Gerakan Antisemitisme Tempur, yang akan memberinya Penghargaan Kepemimpinan Global perdana pada Senin.

Di bawah Perjanjian Abraham yang ditengahi oleh Trump tahun lalu, empat negara mayoritas Arab, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan setuju menjalin hubungan dengan Israel. Pers Israel dipenuhi dengan spekulasi tentang negara-negara Arab lain yang tertarik bergabung dengan pakta tersebut. Kekuasaan Arab Saudi yang luas dianggap sebagai hadiah utama untuk negara Yahudi tersebut.

"Memprediksi masa depan telah membuktikan perjuangan bagi saya," kata Pompeo dalam sambutannya. 

Dia berpikir akan lebih banyak lagi negara akan mencari hubungan dengan Israel. "Saya berharap Kerajaan Arab Saudi dapat menemukan jalannya untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham. Saya tahu banyak orang di negara itu menginginkan hal itu terjadi," katanya, dilansir dari Al Araby, Senin (1/3).

 

 

Sumber di Yerusalem mengatakan Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada November di kota Laut Merah Neom. Pertemuan itu dibantah oleh Arab Saudi. Hal tersebut memicu spekulasi hingar-bingar di Israel bahwa kesepakatan normalisasi mungkin sudah dekat.

Secara publik, Kerajaan Arab Saudi menegaskan kebijakannya yang telah berusia puluhan tahun untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai kesepakatan tercapai untuk menyelesaikan konflik Palestina.

Pemerintahan Trump mendekati Arab Saudi ketika berusaha mengisolasi musuh bersama Iran dan menahan kritik keras atas dugaan pelanggaran hak di kerajaan, termasuk atas pembunuhan jurnalis Saudi dan kritikus kerajaan Jamal Khashoggi pada 2018.

Melanggar pendekatan Trump, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat lalu Washington akan meminta pertanggungjawaban (Arab Saudi) atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Karena merilis laporan intelijen yang menuduh Pangeran Mohammed menyetujui pembunuhan Khashoggi oleh agen Saudi di Istanbul.

 

Pembunuhan Soleimani

Pompeo lebih lanjut mengklaim Perjanjian Abraham dimungkinkan oleh pembunuhan AS terhadap jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara, dengan alasan itu membangun kepercayaan antara AS dan sekutu Arabnya.

"Ketika para pemimpin di dunia Arab melihat Amerika Serikat siap untuk melakukan ini, untuk melawan Iran, untuk melawan kepemimpinan IRGC (Korps Pengawal Revolusi Islam) dalam diri Qasem Soleimani, mereka tahu mereka memiliki seorang teman," kata Pompeo.

"Mereka tahu mereka dapat, membangun serangkaian kesepakatan dengan Negara Israel, ini bukan masalah yang terputus, mereka sangat terkait, satu tidak dapat terjadi tanpa yang lain," ujar Pompeo.

 

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembunuhan ekstra yudisial Agnes Callamard mengatakan pembunuhan Soleimani melanggar hukum.

 
Berita Terpopuler