4 Profesi yang Banyak Digeluti di Masa Awal Islam 

Terdapat sejumlah profesi yang banyak digeluti era awal Islam

Pixabay
Terdapat sejumlah profesi yang banyak digeluti era awal Islam. Ilustrasi Padang Pasir
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Islam memandang bahwa bekerja dengan menggeluti suatu profesi merupakan ibadah dan akan diganjar pahala. 

Baca Juga

Dalam Islam, konsep ibadah tidak terbatas pada sholat, puasa, haji, dan sejenisnya. Semua pekerjaan, termasuk profesi kita, adalah sarana untuk beribadah jika dilakukan sesuai tuntunan Islam tentunya 

Di masa awal Islam, setidaknya ada empat profesi yang banyak dilakoni orang-orang kala itu. Berikut ini adalah empat profesi tersebut sebagaimana dilansir di laman Islamweb.

1. Penjual kain dan pakaian

Orang-orang Arab menyebut pakaian yang dijual itu dengan sebutan bazz, sedangkan penjualnya disebut Bazzaaz. Saat itu ada pasar pakaian di Madinah.

Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa dia memasuki pasar bersama Rasulullah SAW. Lalu Nabi SAW duduk dan membeli celana panjang seharga 4 dirham...." (HR Ahmad, Ath-Thabrani, dan Abu Ya'la).

Di antara sahabat yang menggeluti profesi ini ialah Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah. Dahulu mereka rata-rata penghasilan hariannya yaitu 2.000 dirham. Sahabat lain yang berprofesi sebagai penjual kain dan pakaian adalah Suwaid bin Qais Al-Abdi. Pada dirinyalah Nabi SAW membeli celana panjang tersebut.

2. Penjahit pakaian dan kain

Penyebaran dan perluasan usaha ini meningkat seiring  dengan menyebarnya Islam, terutama setelah umat Islam hijrah ke Madinah. Dalam hadits riwayat Bukhari, disebutkan: 

"Seorang penjahit memanggil Nabi Muhammad SAW untuk memakan makanan yang telah disajikan untuk Nabi SAW. Lalu beliau SAW memenuhi panggilan tersebut dan mendatanginya." (HR Bukhari)

Saat itu, di antara penjahit terkenal ialah Utsman bin Talhah dan Isa bin Abi Issa. Nama pertama ialah sosok yang dititipkan Nabi SAW berupa kunci Ka'bah. Usai penaklukan Makkah, kunci Ka'bah itu masih disimpannya.

 

3. Penenun dan perajut pakaian

Ada sebagian sahabat Nabi SAW yang menjadi penenun, khususnya penenun pakaian. Sebagian besar dari penenun ini dari kalangan pria yang mempraktikkan kerajinan tersebut di pasar. Sementara wanita membuat kerajinan itu di rumah. 

Bahan-bahan yang diperlukan antara lain sutra, wol, linen, dan benang lainnya yang diproduksi secara lokal, atau diimpor dari Yaman, Syam, Irak, dan India. Catatan sejarah menyebutkan, Sahabat Nabi SAW yang bekerja di bidang menenun dan merajut ini adalah Zubair bin Awwam, Amr bin Aas, Amir bin Kariz, dan Sahl bin Saad.

4. Penjual parfum

Orang-orang yang menjual parfum saat itu disebut Al-Athar. Kemudian jumlah penjual parfum meningkat dan menyebar sejalan dengan penyebaran Islam. Bahkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah menyampaikan keutamaan menggunakan wawangian.

Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Tiga yang tidak pantas untuk ditolak, (yaitu) bantal, minyak wangi, dan susu. (HR Tirmidzi dalam Shahih Tirmidzi)

Ibnu Qayyim dalam Zaadul Maad, mengatakan, "Dan dari keistimewaan wewangian adalah para malaikat menyukainya, adapun setan membencinya bahkan lari darinya. Maka yang paling setan sukai adalah bau busuk dan yang tidak wangi. Demikianlah arwah yang baik pasti menyenangi aroma yang wangi, begitu pula arwah yang jahat akan menyenangi aroma yang busuk. Maka setiap arwah akan cenderung pada yang sesuai dengannya."

Di antara penjual parfum pada masa awal Islam ialah Abdullah bin Rabi'ah, Umm Abdullah yang bernama Asma binti Mukhribah dan juga al-Haula binti Tsuwaib.

 

Sumber: islamweb  

 
Berita Terpopuler