Pemerintah Erdogan Penjarakan 219 Perempuan dan Anak-anak

Mereka yang ditahan termasuk perempuan hamil atau baru saja memiliki anak.

AP/Emrah Gurel
Seorang perempuan Turki, ilustrasi
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki menahan 219 perempuan hamil dan perempuan dengan anak di bawah usia enam tahun yang diduga terkait dengan gerakan Gulen. Kelompok yang dituduh mendalangi kudeta yang gagal pada 2016.

Baca Juga

Pada Selasa (23/2), Turkish Minute melaporkan organisasi pemantau hak asasi manusia di Turki yang bermarkas di Brussels, Belgia, Solidarity with OTHERS merilis statistik orang-orang yang ditangkap atas dugaan memiliki hubungan dengan gerakan Gulen sejak 2016. Statistik itu dipublikasikan dalam laporan yang berjudul ‘Penahanan dan Penangkapan Sewenang-wenang sebagai Kejahatan terhadap Kemanusiaan’.

Menurut laporan tersebut pemerintah Turki menahan 92 perempuan hamil dan perempuan yang baru saja melahirkan, 40 ibu dengan bayi antara usia 0 - 6 bulan dan 87 ibu dengan anak antara usia 6 bulan dan 6 tahun dalam operasi yang dilakukan di 56 provinsi. Mereka ditahan atau ditangkap karena dianggap memiliki hubungan Gülen.

"Sembilan puluh enam orang dengan masalah kesehatan yang serius ditahan atau ditangkap di 40 provinsi di seluruh Turki dalam operasi yang menargetkan yang diduga anggota gerakan Gulen," kata Solidarity with OTHERS dalam laporannya.

 

Laporan tersebut menunjukkan pemerintah Turki juga menahan 35 orang penyandang disabilitas dan 17 orang lanjut usia atas tuduhan serupa dalam operasi. Masing-masing dilakukan di 21 dan 11 provinsi di seluruh Turki.

Pemerintah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) melancarkan perang melawan gerakan Gulen, setelah pihak berwenang menggelar penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan lingkaran dekat Perdana Menteri Recep Tayyip Erdoğan pada akhir 2013. Gerakan Gulen sebuah kelompok berbasis agama yang diilhami oleh ajaran ulama muslim, Fethullah Gülen.

Perang melawan gerakan tersebut memuncak setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada 15 Juli 2016. Presiden Erdogan dan pemerintahnya menuduh gerakan tersebut mendalangi kudeta yang gagal dan memulai pembersihan luas yang bertujuan untuk membersihkan simpatisan gerakan dari dalam lembaga negara, membunuh karakter para tokoh-tokoh ternamanya dan menahan mereka. Gulen dan para pengikutnya menyangkal keras keterlibatannya dalam upaya kudeta atau aktivitas apa pun.

Sebagai bagian dari tindakan keras besar-besaran selama empat tahun yang terus menargetkan anggota yang diduga dari gerakan Gulen, total 292.000 orang telah ditahan sementara 96.000 lainnya telah dipenjara, menurut data yang diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Turki Süleyman Soylu, sementara sejumlah lainnya orang lain harus meninggalkan negara itu untuk menghindari penangkapan.

Lebih dari 130.000 pegawai negeri, termasuk 4.156 hakim dan jaksa, serta 20.610 anggota angkatan bersenjata dicopot dari pekerjaan mereka karena diduga menjadi anggota atau berhubungan dengan Gulen oleh undang-undang dekrit darurat yang tidak tunduk pada pengawasan yudisial maupun parlemen.

Kegiatan sehari-hari seperti memiliki rekening di atau menyimpan uang di bank yang berafiliasi dengan gerakan Gulen, bekerja di lembaga mana pun yang terkait dengan gerakan atau berlangganan surat kabar dan majalah tertentu dilihat sebagai tolok ukur untuk mengidentifikasi dan menangkap tersangka anggota gerakan tersebut. 

 
Berita Terpopuler