Survei: Tingkat Bersedia Vaksinasi di Jawa Lebih Tinggi

Sekitar 57,4 persen masyarakat di Pulau Jawa bersedia divaksinasi covid-19.

Republika/Mimi Kartika
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno
Rep: Fauziah Mursid Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Parameter Politik Indonesia terhadap penerimaan vaksin berdasarkan teritori atau wilayah menemukan jika tingkat bersedia masyarakat divaksinasi di Pulau Jawa lebih tinggi di luar Pulau Jawa. Sekitar 57,4 persen masyarakat di Pulau Jawa bersedia divaksinasi, sedangkan di luar Pulau Jawa di angka 51,3 persen.

Baca Juga

"Jika dilihat sebarannya, masyarakat Pulau Jawa lebih siap menerima vaksin 57,4 persen, sementara masyarakat luar Pulau Jawa yang bersedia divaksinasi ada 51,3 persen," kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno dikutip dalam rilisnya, Senin (22/2).

Adi menjelaskan, lebih tingginya masyarakat Pulau Jawa untuk divaksin dikarenakan Pulau Jawa masih menjadi episentrum wabah. Ini dinilai sebagai alasan masyarakat Pulau Jawa lebih sadar terhadap vaksin.

"Mereka membutuhkan vaksin untuk menormalisasi kegiatan sosial dan ekonomi mereka yang terganggu akibat pandemi Covid-19," katanya.

Secara umum, survei terhadap 1.200 responden menemukan yang bersedia disuntik jika vaksin Covid-19 tersedia sekitar 54,8 persen dan yang menolak ada 22,4 persen walaupun diberikan secara gratis oleh pemerintah. Sedangkan, masyarakat yang sudah yakin dengan kualitas dan keamanan vaksin sinovac ada 57,7 persen sementara yang belum yakin ada 31,2 persen.

Responden yang sudah cukup yakin terhadap kemampuan vaksin, yakni 47,3 persen. "Ada 32,2 persen yang tidak yakin vaksin dapat mengembalikan kehidupan seperti sedia kala," katanya.

Karena itu, Adi mendorong Pemerintah harus terus menyosialisasikan vaksin agar tingkat bersedia masyarakat untuk divaksin makin meningkat. "Salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah adalah melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat, khususnya beberapa golongan yang penerimaannya terhadap vaksin cenderung rendah atau penolakannya cenderung tinggi," kata Adi.

Survei Paramater Politik dilakukan pada tanggal 3-8 Februari menggunakan sampel 1.200 responden. Survei dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner dengan Margin of error survei sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 
Berita Terpopuler