Setengah Populasi Divaksin, Israel Kembali Hidupkan Ekonomi

Pemakaian masker dan jarak sosial masih tetap berlaku di Israel

AP/Tsafrir Abayov
Seorang paramedis militer Israel menyiapkan vaksin Pfizer COVID-19, untuk diberikan kepada orang tua di pusat medis di Ashdod, Israel selatan, Kamis, 7 Januari 2021.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel membuka kembali sebagian sektor perekonomiannya pada Ahad (21/2). Pemerintah menyebut dimulainya lagi rutinitas dimungkinkan oleh vaksinasi Covid-19 yang telah menjangkau setengah populasi negara tersebut.

Baca Juga

Warga Israel sudah dapat mengunjungi pertokoan. Mereka yang telah menerima dua dosis vaksin pun diperkenankan berkunjung ke pusat kebugaran, hotel, dan bioskop. Masyarakat memperoleh status "Green Pass" ketika sudah memperoleh dua dosis vaksin.

“Kami adalah negara pertama di dunia yang bangkit kembali berkat jutaan vaksin yang kami bawa. Vaksinasi? Dapatkan Green Pass dan kembali ke kehidupan," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui akun Twitter pribadinya.

Kendati kegiatan perekonomian mulai normal, pemakaian masker dan jarak sosial masih tetap berlaku. Sinagoge, masjid, atau gereja juga diharuskan membagi dua ukuran jamaah normalnya.

Israel telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Pfizer Inc kepada lebih dari 46 persen dari 9 juta populasinya. Menurut Kementerian Kesehatan Israel risiko penyakit akibat Covid-19 turun 95,8 persen di antara orang-orang yang sudah menerima dua dosis vaksin.

 

Namun Nachman Ash, dokter yang bertanggung jawab atas tanggapan Covid-19 di Israel mengatakan, penerapan karantina wilayah atau pembatasan sosial masih mungkin terjadi. Sebab setengah populasi masih belum kebal terhadap virus korona.

Israel telah mencatatkan lebih dari 740 ribu kasus Covid-19. Sebanyak 5.500 warga di sana telah meninggal akibat terinfeksi penyakit tersebut. 

 
Berita Terpopuler