Ilmuwan Berhasil Kloning Musang Kaki Hitam Langka

Kloning digandakan dari gen hewan yang mati lebih dari 30 tahun lalu.

us fish and wildlife via ap
ara ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan kloning dari spesies hewan langka di Amerika Serikat (AS), musang barkaki hitam.
Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, CHEYENNE —Para ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan kloning dari spesies hewan langka  di Amerika Serikat (AS), musang barkaki hitam. Kloning digandakan dari gen hewan yang mati lebih dari 30 tahun lalu.

Spesies langka musang kaki hitam hasil kloning lahir pada 10 Desember 2020 dan diberi nama Elizabet Ann. Saat ini, hewan predator dibesarkan di fasilitas penangkaran di Fort Collins, Colorado.

Elizabeth merupakan salinan genetik dari musang bernama Willa yang mati pada 1988. Jasad Willa saat itu dibekukan, di mana masa awal teknologi DNA dimulai.

Kloning yang dilakukan pada akhirnya dapat mengembalikan spesies yang punah seperti merpati penumpang. Untuk saat ini, teknik tersebut menjanjikan untuk membantu spesies yang terancam punah, termasuk diantaranya adalah kuda liar Mongolia yang dikloning dan pada musim panas tahun lalu berhasil kembali dilahirkan di Texas.

“Bioteknologi dan data genom benar-benar dapat membuat perbedaan di lapangan dengan upaya konservasi,” ujar Ben Novak, ilmuwan utama Revive & Restore, lembaga nirlaba konservasi yang berfokus pada bioteknologi yang mengoordinasikan penggandaan musang dan kuda.

Musang berkaki hitam adalah jenis yang mudah dikenali dari tanda mata gelap, yang sekilas menyerupai topeng perampok. Karismatik dan nokturnal, hewan ini memberi makan secara eksklusif pada anjing padang rumput sambil tinggal di tengah-tengah koloni liang pengerat yang terkadang sangat luas.

Bahkan sebelum kloning, musang berkaki hitam adalah kisah sukses konservasi. Hewan ini sempat dianggap punah akibat hilangnya habitat saat peternak menembak dan meracuni koloni anjing padang rumput.

Para ilmuwan mengumpulkan populasi yang tersisa untuk program penangkaran yang telah melepaskan ribuan musang di lusinan lokasi di bagian barat AS, Kanada, dan Meksiko sejak 1990-an. Kurangnya keragaman genetik mencegah risiko yang terus berlanjut.

Seluruh musang yang diperkenalkan kembali sejauh ini adalah keturunan dari hanya tujuh hewan yang berkerabat dekat. Kesamaan genetik membuat musang  saat ini berpotensi rentan terhadap parasit usus dan penyakit seperti wabah sylvatic.

“Willa bisa saja mewariskan gen dengan cara biasa, juga, tapi laki-laki yang lahir untuknya bernama Cody tidak melakukan pekerjaannya dan garis keturunannya punah,” jelas Pete Gober dari Dinas Perikanan dan Margasatwa AS.

Baca Juga



Saat Willa mati, Departemen Pelikanen dan Margasatwa Wyoming mengirim jaringan tubuhnya ke frozen zoo atau kebun binatang beku yang dikelola oleh San Diego Zoo Global. Di sana terdapat sel dari lebih 1.100 spesies dan subspesies di seluruh dunia.

Para ilmuwan dapat memodifikasi gen tersebut untuk membantu hewan kloning bertahan hidup. Gober mengatakan dengan teknik ini, pada dasarnya Anda dapat membekukan waktu dan meregenerasi sel-sel itu.

“Saat ini kami masih jauh dari memberikan resistensi genetik, tapi itu kemungkinan terwujud di masa depan,” kata Gober.

Kloning membuat tumbuhan atau hewan baru dengan menyalin gen hewan yang ada. Viagen, perusahaan yang berbasis di Texas pernah mengkloning kucing peliharaan seharga 35.000 dolar AS dan anjing seharga 50.000 dolar AS, hingga mengkloning seekor kuda Przewalski.

Mirip dengan musang kaki hitam, 2.000 atau lebih kuda Przewalski yang masih hidup adalah keturunan dari belasan hewan saja. Viagen juga mengkloning Willa melalui koordinasi oleh Revive & Restore, sebuah organisasi konservasi satwa liar yang berfokus pada bioteknologi.

Selain kloning, ada organisasi nirlaba di Sausalito, California yang juga mempromosikan penelitian genetika ke dalam bentuk kehidupan yang terancam punah. Diantaranya adalah bintang laut hingga jaguar.

 
Berita Terpopuler