Ilmuwan Jepang Temukan Obat untuk Atasi Penuaan

Dengan menghambat sel tua diharapkan bisa mencegah penuaan.

Lansia. Ilustrasi

Lansia. Ilustrasi

Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Ilmuwan Jepang menemukan mekanisme yang memungkinkan orang-orang menyingkirkan apa yang disebut sebagai sel-sel tua dari tubuh. Dengan demikian, hal ini memungkinkan menghentikan proses penuaan.

Selama ini, melemahnya fungsi  tubuh terkait usia secara langsung berkaitan dengan fakta bahwa organ manusia mengakumulasi sel yang memicu proses inflamasi sistemik.  Salah satu jenis sel yang memicu peradangan adalah yang disebut sel-sel tua. Ilmuwan asal Amerika Serika (AS) Leonard Hayflick adalah yang menemukan sel-sel tua atau proses penuaan sel pada 60 tahun yang lalu.

Baca Juga

Hayflick saat itu menemukan, sel-sel dalam tubuh manusia hanya dapat membelah diri beberapa kali, hingga proses ini berhenti dengan sendirinya. Sel-sel tua kehilangan kemampuannya untuk membelah, menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan peradangan dan penuaan.

Makoto Nakanishi, profesor dari Institut Ilmu Kedokteran, Universitas Tokyo mengatakan, dengan pemberian obat yang dapat memicu mekanisme pencegah penuaan mungkin dapat diwujudkan dalam waktu lima hingga 10 tahun mendatang.

"Jika Anda menghilangkan sel-sel ini, maka akan memungkinkan untuk menghentikan proses inflamasi yang dipicu olehnya dan karena itu, untuk mencapai perbaikan yang signifikan dalam gejala penuaan,” ujar Nakanishi, dilansir Sputnik, Kamis (18/2).

Baca juga : Situs Aisha Wedding Terdaftarnya di Luar Negeri

Pada 2014, Nakanishi mengatakan, tim peneliti mulai mempelajari bagaimana sel-sel tersebut kehilangan kemampuan untuk membelah dan menjadi sel-sel tua. Dari sana, mereka menemukan mekanisme molekuler.

“Tua adalah sebuah sel. Itu artinya kami menciptakan sel dengan sifat-sifat yang sama untuk semua sel yang menua dan mulai mencari sesuatu yang hanya akan membunuh sel-sel ini,” jelas Nakanishi, yang memimpin tim penelitian kolaboratif.

Para ilmuwan menemukan bahwa enzim metabolik GLS1 sangat penting untuk sel tua. Enzim GLS1 disebut mampu menghilangkan lingkungan asam yang terakumulasi dalam sel-sel tua dan mengganggu fungsi utamanya.

Tidak hanya sel-sel tua, tetapi sel-sel lain yang proteinnya tidak dapat dihancurkan dan dihilangkan, menjadi sel yang memicu peradangan. Kelangsungan hidup semua sel ini bergantung pada GLS1, enzim yang mengubah glutamin menjadi asam glutamat.

“Karena itu, jika menggunakan GLS1, inhibitor (zat penghambat), maka kita bisa menghancurkan semua sel yang memicu peradangan, termasuk sel-sel tua,” kata Nakanishi menambahkan.

Sebagai penghambat tersebut, para ilmuwan memutuskan untuk menggunakan obat yang sudah ada. Tim sedang menjalani uji klinis sebagai obat untuk jenis kanker tertentu, yang pertumbuhan selnya juga bergantung pada GLS1.

Sebuah tim peneliti yang bekerja dengan Nakanishi memberikan penghambat GLS1 pada tikus yang menua dan berhasil menghilangkan sel yang bertanggung jawab atas penyakit terkait penuaan. Dari sana, perbaikan terlihat di berbagai organ tikus. Nakanishi mengatakan obat ini tengah dalam uji klinis fase pertama.

Jika tidak menimbulkan efek samping, maka kemungkinan dapat digunakan untuk melawan perubahan terkait usia yang bertambah. Sangat mungkin bahwa penggunaannya secara luas dapat dilakukan dalam waktu dekat.

“Ini sangat diharapkan. Saya ingin obat ini dapat diberikan untuk orang tua dalam waktu 5 hingga 10 tahun mendatang,” ujar Nakanishi.

Nakanishi percaya bahwa jika obat tersebut terbukti aman dan efektif dalam menghilangkan sel-sel tua pada manusia, maka akan memungkinkan untuk mencapai peningkatan harapan hidup. Termasuk dalam mengurangi kesenjangan antara harapan hidup secara keseluruhan dan keadaan sehat seseorang.

 
Berita Terpopuler