Posisi Tubuh yang Baik Saat Bersepeda

Bersepeda selama 30 menit setiap hari dapat membawa beragam manfaat bagi kesehatan.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Warga bersepeda melintasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Ahad (14/2/2021). Meski Pemprov DKI Jakarta menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro, namun warga masih ramai berolahraga di jalan protokol ibukota.
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersepeda selama 30 menit setiap hari dapat membawa beragam manfaat bagi kesehatan. Manfaat ini berupa penurunan risiko penyakit metabolik, peningkatan kreativitas dan daya ingat, hingga penurunan tingkat kecemasan dan depresi.

"Olahraga bersepeda juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga membantu mempertahankan berat badan," jelas dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dr Oryza Satria SpOT(K) dalam pejelasan yang diberikan melalui surel kepada Republika.co.id.

Agar beragam manfaat baik dari bersepeda ini bisa didapatkan dengan optimal, ada satu hal yang penting untuk dilakukan. Hal tersebut adalah memperhatikan posisi atua postur tubuh dengan baik saat bersepeda.

"Posisi tubuh yang baik ketika bersepeda juga menjadi hal penting ketika kita ingin terhindar dari cedera," timpal dr Oryza.

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menjaga postur tubuh saat bersepeda adalah memposisikan kepala. Posisikan kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul.

"Arahkan mata ke depan dan rilekskan tulang leher Anda," ungkap dr Oryza.

Posisi punggung juga perlu disesuaikan dengan medan yang dihadapi saat bersepeda. Saat bersepeda dengan laju yang cepat, punggung perlu diposisikan menunduk. Sebaliknya, bila sedang melalui track menurun, punggung perlu ditegakkan.

Untuk posisi kaki, tekuk kaki sedikit bila pedal sedang berada di bawah kaki. Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki yang masih dapat ditekuk sedikit, sehingga kaki terasa nyaman ketika menggoes.

Untuk posisi tangan, tekut sedikit siku dan usahakan telapak tangan menggenggam handle bar atau rem sekaligus. Posiskan bahu mengikuti alur yang dibentuk tangan serta punggung.

Salah satu risiko yang dapat mengintai pesepeda adalah cyclist's palsy akibat posisi tubuh, khususnya tangan, yang kurang baik saat bersepeda. Cyclist's palsy dapat memunculkan gejala seperti kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada jari manis dan kelingking. Gejala ini bisa muncul pada saat atau setelah bersepeda.

"Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka selain menyebabkan gejala di atas, juga dapat menjadi kondisi yang permanen dan carpal tunnel syndrome," kata dr Oryza.

Baca Juga


Berikut ini adalah enam langkah bersepeda aman agar terhindar dari risiko cyclist palsy dari dr Oryza:

1. Gunakan bantalan yang baik pada handlebar atau tangan. Anda juga dapat menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan Anda, maka akan semakin baik melindungi.

2.Sesuaikan posisi handlebar dengan tangan dalam posisi yang senyaman mungkin.

3. Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak hiperekstensi.

4. Apabila bersepeda jarak jauh atau durasi yang lama, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada handlebar.

5. Pastikan memilih ukuran sepatu yang tepat dan menyesuaikan posisi sadel dan handlebar demi mendapatkan posisi duduk yang baik.

6. Dan yang paling penting jangan lupa menerapkan konsep VDJ saat bersepeda, yaitu: Ventilasi, Durasi, Jarak. Menjaga jarak saat bersepeda dapat mengurangi dampak penularan virus COVID-19 yang seandainya dimiliki oleh teman bersepeda Anda.

"Supaya bersepeda semakin memberi manfaat untuk kesehatan tubuh dan demi meminimalisir dampak ‘cedera’ yang terjadi, ikutilah panduan bersepeda dengan benar. Tubuh menjadi lebih sehat dan Anda pun akan bersepeda lebih nyaman," ujar dr Oryza.

 
Berita Terpopuler