Ridwan Kamil Dinobatkan Jadi Duta Pengasuhan Anak

Ridwan Kamil dinilai mampu menciptakan ruang bagi anak yatim tumbuh berkembang

Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dinobatkan sebagai Duta Foster Care (pengasuhan anak) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI. (ilustrasi).
Rep: Arie Lukihardianti Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dinobatkan sebagai Duta Foster Care (pengasuhan anak) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Prosesi pengukuhan Ridwan Kamil dilakukan berbarengan dengan Rapat Pimpinan Nasional Forum Nasional PSAA-LKSA yang digelar di Wisma Pendawa Kemensos, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Sabtu (13/2) lalu.

Menurut Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos RI, Kanya Eka Santi, Ridwan Kamil dipilih menjadi duta karena bisa menjadi role model yang mampu menciptakan ruang bagi anak yatim untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi harapan bangsa yang lengkap.

"Jadi Fornas menyampaikan bahwa mereka melihat Pak Gubernur memasyarakatan pengasuhan anak melalui foster care, kita bisa lihat Pak Gubernur memberikan contoh mengasuh satu orang anak dan menyampaikannya di media sosial untuk mengajak masyarakat yang lain untuk sama-sama mengasuh anak dalam keluarga," ujar Kanya usai setelah mengukuhkan Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil sebagai Duta Foster Care secara virtual.

Kanya mengatakan, visi tersebut sejalan dengan kampanye yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, khususnya melalui foster care. Terkait foster care sendiri, pengasuhannya hanya satu tahun dan bisa diperpanjang.

"Foster care, bisa membantu keluarga yang tidak mampu, miskin maupun anak-anak yang tidak punya orang tua dan tidak ada siapa pun yang tidak ada pengasuh," kata Kanya.

Menurutnya, banyak orang yang masih belum paham atau khawatir menyinggung hubungan anak dengan orang tua biologisnya. Karena dalam foster care ini dimungkinkan ada anak yang masih memiliki orang tua, oleh karena itu, ia menyampaikan kepada semuanya agar jangan ragu.

"Karena kami dari Kemensos, dan Dinsos Provinsi dan Kabupaten/Kota akan membantu, termasuk dengan forum," kata Kanya.

Menurutnya kendala terbesar untuk melaksanakan foster care ini adalah, sulitnya mencari calon orang tua asuh. "Media juga bisa membantu menyebarkan bagaimana seharusnya foster care ini bisa berjalan baik di Indonesia," katanya.

Sementara menurut Ketua Fornas PSAA LKSA Yanto Mulya Pibiwanto, saat ini banyak anak-anak tak mampu usia sekolah dasar yang sulit untuk mencari orang tua angkat. Karena kebanyakan, orang tua asuh inginnya mengasuh anak yang lebih kecil atau bayi.

"Kita berharap dengan Pak Emil begini membawa motivasi, di daerah lain, panti asuhan di Indonesia hampir 8.000. Anak itu harus tumbuh berkembang," katanya.

Karena tak ada orang tua asuh, kata dia, mereka saat ini tinggal di panti sampai besar. "Panti juga bingung karena suatu sisi harus berganti karena ada SD yang masuk," kata Yanto.


Baca Juga

Emil sendiri sebelumnya mengangkat Arkana, seorang bayi dari sebuan panti asuhan di Bandung, menjadi anggota keluarganya yang baru. Unggahan video maupun foto aktivitas dirinya dan sang bungsu kerap dipublikasikan melalui media sosial.

Menurut Emil, tugas kita adalah melindungi, mensejahterakan, mencerdaskan generasi bangsa. Jadi, kita harus punya terobosan, dari mulai kebijakan menghadirkan forum sampai perlindungan anak.

"Nah saya pribadi telah mengasuh satu anak yatim piatu untuk saya jadikan anak bungsu kami. Insya Allah anak itu akan kami didik dengan sangat maksimal secara dunia dan akhirat, Insya Allah menjadi manusia yang bermanfaat," katanya.

Emil mengatakan, ia pun akan secara masif mengkampanyekan untuk menjadikan anak-anak (terlantar) itu sebagai manusia yang bermanfaat. "Itu juga kewajiban kita sebagai orang tua. Mari bersama-sama menyuskeskan program kesejahteraan anak," kata Emil.

 
Berita Terpopuler