Cek Kekebalan Tubuh dari Covid Bisa Lewat Tes Ini

Terdapat metode pemeriksaan kekebalan tubuh manusia terhadap Covid-19.

EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Rep: Dessy Susilawati Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah vaksinasi Covid-19, banyak pertanyaan seputar seberapa kebal tubuh atau antibodi yang dimiliki terhadap virus usai divaksin. Pertanyaan sama juga diutarakan para penyintas Covid-19.

Menurut Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Barat dan Bekasi Timur, dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, terdapat metode pemeriksaan kekebalan tubuh manusia terhadap Covid-19. Yakni melalui pemeriksaan Antibodi SARS COV2 Kuantitatif.

“Pemeriksaan antibodi SARS COV2 kuantitatif adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi suatu protein yang disebut antibodi, khususnya antibodi spesifik terhadap SARS COV2 ini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada orang-orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi, serta dapat digunakan untuk mengukur antibodi pada donor plasma konvalesen yang akan ditransfusikan,” ujar dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes.

Prinsip pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV2 ini menggunakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada sebuah alat automatik (autoanalyzer) untuk mendeteksi antibodi terhadap SARS CoV2. Pemeriksaan ini biasa disebut dengan ECLIA (electro chemiluminescence immunoassay).

Ia menjelaskan ECLIA akan mendeteksi, mengikat, serta mengukur antibodi netralisasi.

Baca Juga

Antibodi netralisasi yaitu antibodi yang dapat berikatan spesifik pada bagian struktur protein Spike SARS COV2 (protein yang terdapat pada permukaan virus Covid-19) sebelum virus Covid-19 memasuki sel-sel pada tubuh kita dengan menggunakan label-label yang berikatan spesifik dengan antibodi netralisasi tersebut.

Jenis sampel yang dapat digunakan sangat mudah didapatkan. Yaitu sampel serum dan plasma dengan cara diambil darah vena.

Tingkat keakurasian suatu pemeriksaan antibodi tersebut dipengaruhi oleh seberapa sensitif dan spesifik alat dan metode ini mampu mendeteksi antibodi terkait.

“Dari hasil uji yang ada, didapatkan tingkat spesifisitas (spesifik) pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV2 ini bisa mencapai 99 sampai 100 persen karena tidak ditemukan adanya reaksi silang dengan penyakit infeksi atau penyakit kronis lainnya selain penyakit akibat virus Covid-19,” ujarnya.

Di sisi lain, tingkat sensitivitas tes kuantitatif antibodi spesifik Covid-19 disebutnya cukup tinggi yaitu 98 sampai 100 persen setelah 14 hari seseorang mendapatkan vaksinasi atau setelah terinfeksi Covid-19. Baik melalui konfirmasi tes PCR dan atau setelah mengalami gejala sehingga pemeriksaan kuantitatif ini sangat mempresentasikan hasil pemeriksaan dengan kondisi pasien saat itu.

Tidak ada syarat tertentu sebelum melakukan tes ini. “Tidak ada batasan usia, riwayat penyakit, jenis kelamin, ras, atau kategori lainnya sehingga semua orang dapat melakukan pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV2 ini,” ujarnya.

Belum ada publikasi hasil uji penelitian batasan pasien penyakit tertentu seperti komorbid, autoimun, atau penyakit lainnya yang tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik Covid- ini.

Namun, saat ini telah dilakukan uji penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil kadar antibodi yang lebih tinggi signifikan pada pasien yang mengalami gejala berat dibandingkan pasian dengan gejala sedang, ringan, bahkan pada pasien tidak bergejala.

Menurutnya, sebelum pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV2 ini diperkenalkan, sudah ada pemeriksaan antibodi kualitatif yang tidak kalah pentingnya dikarenakan sangat berguna untuk screening pasien yang mengalami infeksi.

Pemeriksaan antibodi kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak antibodi yang mampu melindungi kita lebih cepat dan lebih dini dalam menghadapi infeksi Covid-19.

Perbedaan signifikan antara pemeriksaan kuantitatif dan kualitatif adalah perbedaan target antibodi yang dideteksi.

Antibodi kualitatif mendeteksi antibodi nucleocapsid (protein nucleocapsid terdapat pada cangkang yang melindungi inti virus Covid-19). Sedangkan antibodi kuantitatif mendeteksi antibodi spike (protein Spike terdapat pada permukaan virus Covid-19) yang mampu melekat pada permukaan sel-sel yang akan diinfeksi oleh SARS-COV-2.

 
Berita Terpopuler