AS Berencana Tutup Penjara Militer Guantanamo

Joe Biden berharap penutupan penjara Guantanamo bisa terealisasi di akhir jabatannya

Reuters
Penjara Guantanamo
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana menutup penjara militer kontroversial di Teluk Guantanamo. Hal itu diharapkan dapat terealisasi pada akhir masa jabatannya.

Baca Juga

"Tentu itu tujuannya, dan niat kami," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada seorang reporter ketika dia ditanya tentang jadwal penutupan penjara Guantanamo, Jumat (12/2), dikutip laman Anadolu Agency.

Psaki menjelaskan untuk menutup penjara Guantanamo, ada sejumlah peran kebijakan kunci yang masih perlu diisi di dalam antarlembaga. Mereka melibatkan departemen pertahanan, luar negeri, dan peradilan. "Akan ada proses antar-lembaga yang kuat, tetapi tentunya dengan adanya orang-orang itu akan membantunya bergerak maju," ucapnya.

AS telah lama menuai kritik akibat keberadaan penjara Guantanamo. Penjara tersebut dibuka oleh mantan presiden George W. Bush pada 2002 pasca-serangan 11 September yang menghancurkan gedung World Trade Center.

 

Penjara Guantanamo adalah tempat narapidana ditahan tanpa dakwaan. Sudah cukup banyak laporan menyebut bahwa AS melakukan penyiksaan di penjara tersebut. Selama dua masa jabatannya, mantan presiden Barack Obama berupaya menutup fasilitas penahanan itu.

Namun, upaya Obama digagalkan pembatasan Kongres serta kesulitan mengurangi tahanan dari 242 orang menjadi nol. Menurut New York Times, saat ini Guantanamo dihuni 40 tahanan.

 
Berita Terpopuler