Top 5 News: Rekaman Sriwijaya Jatuh, Bunga untuk Moeldoko

Pendiri Drone Emprit Bongkar Kejanggalan Isu Aisha Wedding

ANTARA/Fikri Yusuf
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Bali mengemas sampel DNA orang tua pramugari Sriwijaya Air SJ 182 Mia Tresetyani di Denpasar, Bali, Selasa (12/1/2021). Sampel DNA tersebut selanjutnya akan dikirim ke Laboratorium DNA Pusdokkes Polri di Jakarta untuk proses identifikasi korban Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan pada Sabtu (9/1) lalu.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak masih menyisakan duka mendalam bagi Indonesia. Sejumlah pertanyaan pun masih menggelayut di benak masyarakat, khususnya keluarga para korban. Satu di antaranya bagaimana proses jatuhnya pesawat tersebut.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun mengungkapkan detik-detik sebelum pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu jatuh di perairan Jakarta. Kabar itu menjadi berita terpopuler di Republika.co.id, Kamis (11/2). Simak berita-berita yang masuk top 5 news sepanjang 24 jam terakhir.

a1. Rekaman Detik-Detik Sebelum Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan detik-detik sebelum pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC jatuh di perairan Kepulauan Seribu berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR). Pesawat tipe Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak tersebut lepas landas pukul 14.36 WIB dari runway 25R di Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio.

"Setelah tinggal landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya, kemudian FDR merekam sistem autopilot aktif di ketinggian 1.980 kaki," kata Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam konferensi video, Rabu (10/2).

Baca Juga

Dia melanjutkan, pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin atau throttle sebelah kiri pesawat mundur atau tenaga berkurang. Semenatra itu, throttle sebelah kanan tetap.

Pada pukul 14.38 WIB, pilot pesawat tersebut meminta pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok arah 75 derajat karena kondisi cuaca. Selanjutnya, ATC mengizinkan pesawat tersebut berbelok arah.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Karangan Bunga Berdatangan, JIK: Dukungan untuk Moeldoko

JAKARTA -- Gejolak internal Partai Demokrat mengundang beragam reaksi masyarakat. Menurut koordinator nasional dari organisasi jaringan da'i muda, Jaringan Islam Kebangsaan (JIK), Irfaan Sanoesi, beragam reaksi masyarakat terkait isu kudeta di Demokrat yang menyeret nama Moeldoko justru mengundang simpati masyarakat kepada Kepala Kantor Staf Presiden tersebut.

Dia menilai, reaksi masyarakat yang mengirim banyak karangan bunga contohnya. Ia klaim sebagai bentuk simpati masyarakat kepada Moeldoko. 

“Fenomena karangan bunga ini populer ketika Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) sesaat setelah menerima vonis di pengadilan. Masyarakat menganggap Ahok dizalimi sehingga mereka mengekspresikan rasa cinta kepadanya dengan karangan bunga," kata Irfaan, Rabu (10/2).

Baca Juga: Rekaman Detik-Detik Sebelum Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Dia juga menganggap suasana lini masa yang mulai dijejali trending terkait isu kudeta Partai Demokrat, mayoritas cuitan mereka berupa cuitan simpati dan dukungan kepada Moeldoko. “Saya perhatikan di lini masa media sosial, banyak karangan bunga yang dikirim masyarakat kepada Pak Moeldoko. Bisa jadi itu adalah simpati masyarakat atas kejadian yang menimpanya,” kata dia.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Jaya Suprana: Tabayun Terhadap Habib Rizieq

Saya Nasrani, namun saya mengagumi ajaran-ajaran bijak agama-agama bukan Nasrani, antara lain, ajaran Islam tentang tabayyun.

Selaras makna luhur yang terkandung dalam ajaran Jesus Kristus tentang 'jangan menghakimi', pada hakikatnya tabayyun bijak mengingatkan saya agar selalu berupaya melakukan tabayun sebelum tega menilai, apalagi menghakimi sesama manusia. 

ANGGAPAN

Pendapat tentang Habib Rizieq Shihab (HRS) terbagi menjadi tiga. Yang suka menganggap HRS orang baik, yang tidak suka menganggap HRS orang jahat, yang netral menganggap HRS orang biasa-biasa saja yang tidak perlu dipedulikan apalagi diperdebatkan baik-buruknya.

Saya pribadi, akibat terpengaruh berita-berita buruk tentang HRS, semula tergolong ke kelompok kedua, yaitu tidak suka. Maka, saya pun ikut menganggap HRS orang jahat yang wajib ditakuti.

Sampai pada suatu hari, saya bertanya kepada mahaguru filsafat Islam saya yang mantan ketua MPR RI 2004-2009, yaitu DR Hidayat Nur Wahid tentang siapa sebenarnya insan bernama Habib Rizieq Shihab yang dihebohkan sebagai orang terjahat di persada Nusantara itu.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Pendiri Drone Emprit Bongkar Kejanggalan Isu Aisha Wedding

JAKARTA -- Masyarakat Indonesia pada Rabu (11/2), tiba-tiba dihebohkan oleh kabar ajakan menikah muda. Aisha Wedding adalah pihak yang menyerukan ajakan untuk menikah pada usia 12 tahun. Warganet (netizen) pun ikut merespon dengan mengecam ajakan nikah di bawah umur tersebut.

Namun, ada kejanggalan yang terjadi dengan Aisha Wedding, lantaran alamat dan situs yang tidak jelas. Ada juga warnaget yang menduga kasus Aisha Wedding mirip dengan viral klepon tidak islami.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi pun membuat analisis percakapan Aisha Wedding. Dia membongkar keanehan Aisha Wedding yang tiba-tiba menyedot pembicaraan semua kalangan. Pun dengan laman Aisha Wedding ternyata baru dibuat pada Selasa (9/1), atau sehari sebelum media ramai memberitakan pernikahan di bawah umur.

"Kalau situs http://aishaweddings.com ini pada tahun 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke http://aishaevents.com. Lalu lompat di-update pada 2021. Konten baru (dibuat) 9 Februari 2021. Di tahun 2021, konten baru di-update tanggal 9 Feb (kemaren banget), dan 10 Februari. Tampak landing page-nya baru dibandingkan dengan last update tahun 2018 lalu," kata Ismail lewat akun Twitter, @ismailfahmi.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Munarman Merasa Sedang Dikuntit dan Diawasi

JAKARTA -- Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman merasa tengah diawasi orang tidak dikenal di sekitar rumahnya setiap hari dengan memakai mobil warna putih. Ia belum melaporkan hal ini kepada kepolisian.

"Ya saya seperti diawasi. Salah satu mobil ada yang menguntit saya dan mendatangi rumah saya setiap hari. Plat nomernya palsu setelah dicek. Terus saya cek ke satpam KTP-nya juga palsu," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/2).

Kemudian, ia melanjutkan belum melaporkan hal ini kepada kepolisian. Menurutnya, melaporkan hal tersebut hal yang percuma. Sehingga dia hanya berdoa saja agar dilindungi oleh Allah SWT.

"Hasbunallah wa nikmal wakil nikmal maula wa nikmannasir. La haula wa la quwwata illa billah al aliyul azim. Berdoa saja ada Allah SWT," kata dia.

Baca berita selengkapnya di sini.

BONUS 6. Puasa Rajab, Sunnah atau Bid'ah?

Rajab termasuk bulan-bulan yang dihormati, sehingga banyak Muslimyang mengerjakan amalan, seperti berpuasa sunnah. Pada tahun ini, tanggal 1 Rajab 1442 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 13 Februari 2021.

Namun, para ulama berbeda pendapat terkait amalan puasa sunnah di bulan Rajab ini. Ada sebagian ulama yang memang menyunnahkan berpuasa di bulan Rajab. Tapi, ada juga ulama yang membid’ahkan dan memakruhkannya.

Dalam bukunya yang berjudul Masuk Neraka Gara-Gara Puasa Rajab? Ustaz Sarwat menjelaskan, ada beberapa fatwa dari para ulama khalaf (kontemporer) yang mengatakan bahwa puasa di bulan Rajab hukumnya bid'ah.

Di antaranya adalah fatwa Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dan juga Syeikh Shalif Fauzan. Misalnya, Syeikh Abdul Aziz ketika ditanya terkait dengan berpuasa pada tanggal 8 dan 27 Rajab menjawab di dalam kitabnya Fatawa Nurun 'ala Ad-Darbi sebagai berikut :

“Mengkhususkan hari-hari itu dengan puasa adalah bid'ah. Nabi SAW tidak pernah berpuasa pada tanggal 8 dan 27 Rajab, tidak memerintahkannya dan tidak mentaqrirnya. Maka hukumnya bid'ah.”

Baca berita selengkapnya di sini.

 
Berita Terpopuler