BWI: Wakaf di Sektor Kesehatan Masih Terbatas 

BWI memiliki wacana mengembangkan RS di 27 provinsi secara bertahap.

Dok. Badan Wakaf Indonesia
BWI: Wakaf di Sektor Kesehatan Masih Terbatas . Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Badan Wakaf Indonesia - Dompet Dhuafa
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI), Susono Yusuf menyampaikan wakaf memiliki potensi yang sangat besar. Namun, dana wakaf yang diarahkan ke sektor kesehatan masih relatif terbatas.

Baca Juga

Susono mengatakan, wakaf di Indonesia sebagian besar diarahkan untuk konteks sosial keagamaan dan pendidikan. Tapi untuk sektor kesehatan yang berbasis wakaf itu masih relatif terbatas.

"Masyarakat Indonesia itu masih sangat membutuhkan intervensi wakaf dalam mengelola kesehatan masyarakat," kata Susono kepada Republika.co.id, Rabu (3/2).

Ia menerangkan, begitu sangat terbatasnya wakaf uang yang diarahkan kepada pengelolaan kesehatan masyarakat. Kecuali lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa bersama BWI yang sudah konsen terhadap gerakan wakaf di sektor kesehatan.

Sementara nazhir lain baru mulai memperhatikan sektor kesehatan. Menurutnya, karena masih terbatas wakaf yang diarahkan ke sektor kesehatan, maka harus dipacu dengan mengedukasi masyarakat tentang wakaf uang. Sehingga dana wakaf uang tersebut bisa dimanfaatkan di sektor kesehatan untuk masyarakat.  

"Karena itu perlu dorongan temen-teman jurnalis agar cita-cita meratakan layanan kesehatan berbasis wakaf lebih progresif lagi," ujarnya.

 

 

Susono juga menyampaikan BWI memiliki wacana mengembangkan rumah sakit (RS) di 27 provinsi secara bertahap. Sebelumnya, BWI bersama Dompet Dhuafa telah mengembangkan RS Mata Achmad Wardi berbasis wakaf di Banten.

Ia menerangkan, nanti di daerah lain tidak lagi dibangun RS mata, bisa jadi RS jantung atau RS ginjal. Semua pembangunan RS itu akan berbasis wakaf.

"Karena itu gerakan wakaf uang meskipun kontroversial dan (karena) literasi masyarakat yang masih terbatas (tentang wakaf uang), kita enggak berhenti melakukan gerakan (wakaf uang) itu," ujarnya.

Susono berharap media massa ikut berjibaku dalam melakukan sosialisasi dan edukasi literasi wakaf masyarakat. Agar masyarakat sekarang paham paradigma wakaf sudah mulai bergeser dari sosial keagamaan jadi instrumen ekonomi.

"Itu yang kita minta bantuan betul dari teman-teman media bahwa wakaf itu sudah diposisikan sebagai instrumen ekonomi Islam sehingga orientasinya wakaf produktif, wakaf yang dikelola secara produktif," ujarnya.

 

Baca juga: Sholat Tahajud Rasulullah, Seperti Apa?

 
Berita Terpopuler