Jatim Masuk Puncak Musim Penghujan, Warga Diminta Waspada

Selain intensitas hujan yang tinggi, Jatim juga dilanda angin yang cukup kencang.

ANTARA/Eric Ireng
Personel Dit Sabhara Polda Jatim mengangkat perahu kano saat apel kesiapan siaga bencana banjir di Mapolda Jatim, Surabaya. (ANTARA/Eric Ireng)
Rep: Dadang Kurnia Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya, Teguh Tri Susanto mengungkapkan, seluruh daerah di Jatim telah memasuki puncak musim penghujan. Sehingga, dalam beberapa hari terakhir, seluruh daerah di Jatim dilanda hujan dengan intensitas tinggi. 

Teguh pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang mungkin timbul akibat tingginya curah hujan tersebut. "Memang Jatim hampir merata sudah memasuki puncak musim pnghujan. Tentu saja hujan semakin intens. Potensi kebencanaan atau pun efek lanjutan perlu diwaspadai. Seperti hujan intensitas lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan ssbagainya," ujar Teguh dikonfirmasi Senin (1/2).

Selain intensitas hujan yang tinggi, dalam beberapa hari terakhir, Jatim juga dilanda angin yang cukup kencang. Angin kencang tersebut juga diakuinya terjadi merata di seluruh daerah di Jatim. 

Angin kencang yang berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam, terjadi karena karena adanya low pressure (tekanan rendah) di selatan Indonesia. "Terkait angin yang agak berhembus kencang di 3 smpe 4 hari terakhir hampir merata di wilayah Jatim. Memang karena ada gangguan daerah low pressure di selatan  Indonesia yang cukup banyak memanjang sampai timur Indonesia. Tapi ini hanya periodik sja. Antara 3 ampe 7 hari. Nanti akan kembli normal untuk kecepatan anginnya," ujar Teguh.

Terkait bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Jatim, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo memastikan, hingga saat ini, bencana tersebut tidak sampai menyebabkan puso atau gagal panen. Memang diakuinya ada beberapa lahan pesawahan yang terdampak banjir. Namun tanaman para petani bisa diselamatkan dan tidak sampai menyebabkan terjadinya puso.

 

"Untuk banjir belum ada laporan puso. Masih bisa diatasi. Ada yang melanda lahan sawah tapi masih bisa diselamatkan enggak sampai terjadi puso," ujar Hadi.

 
Berita Terpopuler