IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

IMF menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia.

pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Rep: Adinda Pryanka Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Laporan Dana Moneter Internasional (IMF) terbaru menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 1,9 persen year on year (yoy). Ekonomi akan mengalami rebound pada tahun ini dan tahun depan dengan pertumbuhan di level 4,8 persen dan enam persen.

Baca Juga

Meski demikian, proyeksi IMF untuk tahun ini sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan proyeksi terdahulu. Semula, melalui laporan World Economic Outlook (WEO) pada Oktober, IMF masih memperhitungkan ekonomi dapat tumbuh di level 6,1 persen.

Revisi ke bawah itu dikarenakan ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan biasanya, terutama terkait vaksinasi. Apabila vaksinasi dilakukan lebih awal secara meluas akan membantu mendorong ekonomi. Tapi, jika ditunda, dapat menyebabkan pandemi lebih berlarut sehingga menjadi risiko yang memperlambat ekonomi,

"Dampak keuangan secara makro dari pandemi dan kemerosotan ekonomi bisa lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu, perbaikan kondisi kredit juga akan lambat," ucap Mission Chief IMF untuk Indonesia, Thomas Helbling dalam diskusi virtual mengenai perekonomian Indonesia untuk Konsultasi Article IV pada 25 November-11 Desember 2020.

 

Dalam WEO Januari 2021, IMF menyoroti gelombang penyebaran Covid-19 yang masih tinggi hingga berdampak pada ketidakpastian ekonomi. Risiko ini tetap tinggi meskipun proses vaksinasi sudah mulai berjalan di banyak negara.

"Meski persetujuan vaksinasi baru-baru ini telah meningkatkan harapan dari pandemi di tahun ini, gelombang dan varian baru virus corona menimbulkan kekhawatiran terhadap prospeknya," tulis IMF dalam laporannya yang dirilis Selasa (26/1).

Berbeda dengan proyeksi terhadap Indonesia, IMF justru menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia. Ekonomi global diproyeksikan tumbuh 5,5 persen sepanjang 2021, naik 0,3 poin persentase dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Kenaikan tersebut mencerminkan ekspektasi penguatan aktivitas yang didukung vaksinasi dan dukungan kebijakan tambahan di banyak negara besar. Pemulihan diharapkan terus berlangsung, namun sedikit melambat, dengan pertumbuhan 4,2 persen pada tahun depan.

Pemulihan ekonomi ini menyusul kontraksi parah pada tahun lalu yang memiliki dampak merugikan secara signifikan bagi warga dunia. Khususnya perempuan, generasi muda, orang miskin, pekerja informal dan pekerja di sektor yang menuntut banyak interaksi fisik.

Kontraksi pertumbuhan global untuk tahun lalu diperkirakan di level 3,5 persen. Perhitungan ini 0,9 persen lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, mencerminkan momentum yang lebih kuat pada semester kedua 2020 dibandingkan perkiraan semula.

 

 
Berita Terpopuler