2.411 Nakes di Kota Bogor Sudah Menerima Vaksin

Sudah 36,98 persen dari sasaran 9.533 nakes di Kota Bogor yang sudah divaksinasi.

ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di depan spanduk sosialisasi tentang vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat (ilustrasi)
Rep: Shabrina Zakaria Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hingga hari ke-sepuluh pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor, tercatat sudah ada 2.411 tenaga kesehatan (nakes) yang menerima vaksin. Artinya, sudah 36,98 persen dari sasaran 9.533 nakes di Kota Bogor yang sudah menerima vaksin Sinovac.

Baca Juga

Sekretaris pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena mengatakan, jumlah tersebut merupakan data pada Sabtu (23/1) hingga pukul 18.00 WIB. Erna mengatakan, pada Ahad, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) tidak melaksanakan vaksinasi.

“Data sementara per 23 Januari 2021 hingga pukul 18.00 WIB. Ada juga faskes yang buka sesi Sabtu,” kata Erna kepada Republika.co.id, Ahad (24/1).

Sementara itu, lanjutnya, jumlah nakes yang melaksanakan registrasi ke fasyankes pada Sabtu (23/1) ada 201 orang di 19 puskesmas, tujuh rumah sakit, dan dua klinik. “Sehingga, jumlah total yang sudah melaksanakan registrasi mencapai ada 2.924 orang atau 30,67 persen dari 9.533 sasaran,” papar Erna.

Diketahui, untuk lokasi vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor sendiri dilaksanakan di 54 fasyankes. Yakni di 25 puskesmas, empat puskesmas pembantu, 21 RS dan empat klinik.

Terkait hal tersebut, pekan vaksinasi Covid-19 bagi nakes di Kota Bogor yang ditargetkan selesai dalam dua pekan, nampaknya meleset dari target. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, target vaksinasi seharusnya pekan ini sudah mencapai 50 persen.

 

Melesetnya target tersebut, menurut Bima Arya, disebabkan karena sulitnya nakes untuk mendaftar ulang melalui website pemerintah pusat, maupun menerima pesan singkat (SMS blast). "Jadi nakes kita ada yang belum menerima SMS  blast, belum direspon, sulit mengakses aplikasi Peduli Lindungi," kata Bima Arya.

Dia mengatakan, saat ini Pemkot Bogor masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menganggapi permasalahan tersebut. Secara terpisah, kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengakui ada keterlambatan target vaksinasi dari yang seharusnya sudah mencapai 50 persen. 

"Vaksinasi Kota Bogor berjalan lamban karena terkendala sistem daring yang dibuat pemerintah pusat," kata Retno. Dia mengatakan, sekitar 9.000 penerima vaksin terdaftar diambil dari data pusat, selanjutnya para penerima vaksin akan menerima SMS blast. Sementara, dari tahap SMS blas tersebut, belum semua nakes menerima. 

Selain itu, kendala kedua para penerima vaksin yakni tidak bisa login di pedulilindungi.id, di mana para nakes akan mendapatkan lokasi dan waktu penerimaan vaksin. "Setelah saya konsultasikan ke pusat, Kemenkes juga menerima keluhan hampir sama di berbagai daerah," kata Retno. 

Retno menuturkan, pemerintah daerah tidak bisa melakukan vaksin dengan sistem manual, lantaran laporan vaksinasi harus terekam secara sistem karena terkait dengan pengiriman vaksin tahap dua. Sehingga, lanjutnya, pemerintah pusat berjanji akan memperbaiki sistem itu.

"Maunya kita manual saja, tapi tidak bisa. Karena harus tersistem, bila tidak tersistem maka vaksin kiriman tahap dua tidak akan diberikan sesuai kebutuhan," ujarnya.

 

 

 
Berita Terpopuler