Meski Masuk PSN, Pertamina Hentikan Proyek Kilang Bontang

Kilang Bontang masih dapat digantikan Kilang Balikpapan untuk kebutuhan di Timur.

Pertamina
Kilang Balikpapan
Rep: Intan Pratiwi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memastikan perusahaan tak akan membangun Kilang Bontang. Alhasil, pembangunan kilang baru hanya akan dilakukan di Tuban.

Baca Juga

Padahal, proyek Kilang Bontang merupakan salah satu dari enam proyek kilang yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digadang gadang oleh Presiden. VP Strategic Planning Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Prayitno mengungkapkan pasca kerjasama dengan perusahaan migas asal Oman berakhir, maka proyek diputuskan tidak dilanjutkan.

"Yang saya pahami rencana kerja sama yang dulu sudah diputuskan untuk tidak berlanjut, Kilang baru di Tuban," kata Prayitno, Kamis (21/1).

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan sejak berakhirnya kerja sama Pertamina dengan mitra, saat ini status Kilang Bontang masih dalam kajian.

"Memang ada kerja sama yang berakhir, dan ada masalah lokasi lahan yang dimiliki Pertamina tidak mencukupi. Masih dalam kajian khusus," ujar Soerjaningsih.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan pun menilai mestinya pemerintah terbuka saja jika memang proyek Kilang Bontang ini tak ekonomis dari segi perencanaan dan pembangunan. Sebab, di satu sisi berbicara kebutuhan pasar di Kalimantan sudah bisa terpenuhi oleh Kilang Balikpapan.

 

"Kebutuhan pasar untuk Indonesia Timur ke depan masih bisa di lakukan oleh Kilang Balikpapan apalagi RDMP Balikpapan terintegrasi dengan Petrokimia ke depannya. Jadi, saya kira untuk Bontang memang masih bisa digantikan oleh Kilang Balikpapan sebagai penyuplai kebutuhan minyak Indonesia Timur," ujar Mamit.

Apalagi dengan mundurnya partner Pertamina dalam pembangunan ini tentu saja memberatkan Pertamina jika proyek ini tetap dipaksakan. Sebab, untuk membangun kilang mulai dari nol, butuh biaya yang besar dan resiko yang besar.

"Kecuali misalnya tiba-tiba ada partner yang tidak neko-neko dan komitmen mau berinvestasi ya monggo dilanjutkan. Beban Pertamina terlalu besar untuk menanggung sendiri," ujar Mamit.

Pada pertengahan tahun lalu secara mengejutkan Pertamina umumkan tidak melanjutkan kerjasamanya dengan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) asal Oman yang telah menandatangani perjanjian Framework Agreement pada 2018. Setelah tidak berlanjut menajemen memutuskan untuk batal membangun kilang Bontang dalam waktu dekat.

 

Ignatius Tallulembang yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI) dulu saat menjabat sebagai Direktur Mega Proyek dan Petrokimia pernah menyatakan Pertamina akan fokus ke pembangunan atau pengembangan kilang eksisting. Serta pengerjaan proyek yang sudah ada persiapan kegiatan fisiknya. Untuk itu manajemen batal melakukan tahapan pembangunan kilang dalam waktu dekat. Kilang Bontang merupakan fasilitas baru sehingga persiapannya dimulai dari nol.

 
Berita Terpopuler