6 Mitos Kesehatan, Ada Flu Hingga Diabetes

Mitos kesehatan banyak beredar di masyarakat.

www.freepik.com
Makanan organik (ilustrasi). Banyak mitos kesehatan yang berulang dibagikan di media sosial maupun aplikasi perpesanan, termasuk soal makanan organik yang disebut pasti bebas pestisida.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mitos seputar kesehatan banyak sekali beredar di masyarakat, terutama ketika dikaitkan dengan akses yang semakin mudah terhadap banyak informasi. Meski kemudahan informasi seharusnya meningkatkan literasi, namun tetap saja mitos-mitos ini bersirkulasi secara luas dan berulang.

Meskipun sebagian dari informasi yang salah mungkin tidak menyebabkan bahaya, tapi tetap ada potensi atau risiko menyebabkan penyakit. Jadi, lebih baik mengetahui kebenaran secara pasti untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga

Berikut enam kesalahan terkait kesehatan umum yang ada di masyarakat, seperti dikutip dari laman Times Now News, Jumat (22/1).

1. Konsumsi gula bikin anak hiperaktif
Tidak sedikit orang mengira anak yang banyak menyantap makanan manis, maka akan sangat berenergi dan menjadi hiperaktif hampir sepanjang hari. Alhasil, orang tua menahan diri untuk tidak memberi anak-anak camilan manis untuk dimakan sebelum tidur.

Mereka khawatir itu dapat menyebabkan energi anak menjadi tinggi hingga mengganggu waktu tidur. Namun, penelitian berulang kali mencoba menemukan hubungan antara ini.

Hasil penelitian tidak membuktikan klaim tersebut. Peneliti mengamati anak-anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) dan menemukan bahwa konsumsi gula tidak menyebabkan hiperaktif pada anak-anak.

2. Makanan organik berarti bebas pestisida
Makanan organik kian diminati terutama di perkotaan, di mana orang lebih memilih produk organik. Namun, penelitian menunjukkan bahwa makanan organik belum tentu lebih sehat daripada makanan yang ditanam secara teratur.

Kesalahan pandangan lainnya tentang makanan organik adalah bebas dari pestisida. Faktanya adalah bahwa produsen organik diperbolehkan menggunakan pestisida alami, yang mungkin tidak selalu lebih sehat daripada bahan kimia lainnya, baik untuk lingkungan, atau tubuh.

3. Belum tiga/lima detik
Ada istilah "aturan 3 detik" atau "aturan 5 detik" dalam memperlakukan makanan yang sudah jatuh. Akan tetapi, keduanya sebenarnya adalah istilah yang salah.

Bakteri dan patogen lain dapat menginfeksi makanan dalam hitungan milidetik. Berdasarkan sebuah penelitian, ini mungkin lebih bergantung pada seberapa bersih permukaan tempat makanan terjatuh, bukan berdasarkan waktu, apalagi per detik.

4. Satu apel per hari hindari penyakit
Apel adalah buah yang bagus untuk kesehatan. Apel kaya serat, vitamin, dan nutrisi lain, dan bisa menjadi sarapan enak atau bahkan camilan tengah hari.

Namun, apel tidak dapat melindungi dari setiap infeksi dan penyakit yang ada di seluruh dunia. Lain halnya jika orang telah divaksinasi tepat waktu, minum obat ketika jatuh sakit, dan mendapatkan diagnosis serta pengobatan yang tepat untuk penyakit.

5. Sumber gula alami untuk diabetesi
Salah satu kesalahan umum yang diyakini orang adalah bahwa diabetesi tidak boleh mengonsumsi gula kristal dan gula olahan, tetapi boleh mengonsumsi gula merah atau madu yang merupakan sumber gula alami.

Padahal, jenis gula apa pun, tetap saja itu adalah gula. Semuanya tetap akan menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Jika tidak dikelola, asupan gula dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius. Sumber gula, diolah atau tidak, sebenarnya tidak masalah.

Meski gula alami lebih baik karena hanya sedikit diproses, bukan berarti aman bagi diabetesi. Mereka tetap tidak bisa mengonsumsinya sesuka hati.

6. Kedinginan merupakan Penyebab flu dan batuk
Sering kali, flu dan batuk dikaitkan dengan kedinginan, termasuk disebabkan makan es krim. Namun, faktanya flu atau batuk bukan dikarenakan cuaca atau seberapa kedinginannya seseorang.

Pilek dan batuk biasa disebabkan oleh berbagai virus, yang ketika masuk ke tubuh dapat menyebabkan penyakit. Infeksi ini, bagaimanapun, umum terjadi selama bulan-bulan musim dingin karena udara yang kering dan dingin memudahkan penularan virus.

 
Berita Terpopuler